Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Endra S. Atmawidjaja melaporkan, bahwa Kementerian PUPR mendapatkan alokasi anggaran sekitar Rp1.300 triliun selama 10 tahun terakhir ini.

"Dalam sepuluh tahun ini yang bisa kami laporkan bahwa Kementerian PUPR ini diamanahi anggaran yang begitu besar oleh pemerintah, hampir Rp1.300 triliun," ujar Endra dalam agenda Media Gathering Capaian 10 Tahun Pembangunan Infrastruktur PUPR di kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat, 18 Oktober.

Adapun anggaran tersebut telah digunakan untuk pembangunan infrastruktur di seluruh Tanah Air, mulai dari pembangunan jalan tol, jembatan hingga bendungan.

"Dan kewajiban kami seperti yang disampaikan oleh Pak Menteri (Basuki Hadimuljono) bukan untuk mempublikasikan, tapi untuk melaporkan dana yang dikumpul dengan susah payah lewat pajak itu digunakan untuk apa. Ini untuk pembangunan infrastruktur," katanya.

Tak hanya itu, Endra juga melaporkan bahwa jumlah pengikut Instagram resmi Kementerian PUPR dari semula hanya 75.000 pada 2015 kini mengalami peningkatan menjadi sekitar 2,8 juta di 2024.

"Jadi Pak Menteri (Basuki Hadimuljono) pada awal 2015 itu total followers Kementerian PUPR itu hanya 75.000 pak. Nah, pada hari ini kami sudah punya 2,8 juta followers. Artinya, 40 kali lipat lebih banyak. Dan saya kira ini juga karena peran dari media yang begitu konsisten memberitakan tadi capaian-capaian infrastruktur," tuturnya.

Sekadar informasi, Kementerian PUPR telah banyak membangun infrastruktur di seluruh Indonesia sejak 2015 silam hingga 2024 ini.

Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Bina Marga telah membangun 2.432 kilometer (km) jalan bebas hambatan atau tol.

Perinciannya, pembangunan jalan tol di Pulau Sumatera sepanjang 1.138 km, Jawa 1.857 km, Kalimantan 145 km, Sulawesi 61 km dan Bali 10 km.

Lalu, pembangunan jalan baru sepanjang 5.999 km. Di antaranya Jalan Perbatasan (Papua, Kalimantan, NTT), Jalan Trans Papua dan Kalimantan dan Jalan Lintas Selatan Jawa. Saat ini, jalan nasional yang ada sepanjang 47.603 km dengan kondisi 92 persen mantap.

 

Berikutnya, pembangunan jembatan sepanjang 125.904 meter (m). Di antaranya Jembatan Youtefa (Papua), Pulau Balang (Kalimantan Timur), Pak Kasih (Kalimantan Barat), Teluk Kendari (Sulawesi Tenggara), Merah Putih (Ambon), Musi IV (Sumatera Selatan) dan penggantian Jembatan Callender Hamilton (CH) di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Kemudian, pembangunan jembatan gantung sebanyak 583 unit. Di antaranya Jembatan Sepan Kareho (Kalimantan Barat) dan Water Fair (Maluku) demi mempermudah akses masyarakat di pedesaan.

Selanjutnya, pembangunan flyover/underpass sepanjang 27.673 m. Di antaranya flyover Juanda (Jawa Timur), Kopo (Bandung), Ganefo (Jawa Tengah), underpass Jatingaleh (Jawa Tengah) dan Simpang Tugu Ngurah Rai (Bali).