JAKARTA - Presiden Terpilih Prabowo Subianto memerintahkan Menteri Energi dan SUmber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia untuk mengkaji peningkatan biodiesel 50 persen atau B50.
Bahlil Lahadalia mengatakan, hal ini disebabkan oleh boikot yang dilakukan oleh Uni Eropa terhadap produk berbahan dasar minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dari Indonesia.
"Presiden (terpilih) Prabowo memerintahkan untuk segera mengkaji B50. B35 sudah jalan, B40 menuju tes terakhir, dan kita sekarang lagi mengkaji untuk B50," ujar Bahlil yang dikutip Kamis, 10 Oktober.
Bahlil menambahkan, peningkatan mandatori B50 ini diharapkan dapat menyerap CPO yang seharusnya diekspor namun dijegal oleh Uni Eropa.
"Daripada Eropa banned kita punya CPO, kalau dia larang-larang kita, kita bangun aja terus di sini untuk kita konversi jadi B50. Itu juga menuju setengah green energy," sambung Bahlil.
Selain meningkatkan bauran energi baru terbarukan, Bahlil menyebut langkah ini juga dapat menekan impor minyak Indonesia yang saat ini sudah berada di angka 1 juta barel per hari (BOPD).
BACA JUGA:
Bahlil merinci, saat ini sebanyak 49 persen konsumsi BBM di Indonesia digunakan untuk sektor transportasi, sementara 34 persen untuk sektor industri. Adapun 8 persen atau sebesar 38,5 juta barel digunakan untuk sektor ketenagalistrikan, dan 6 persen atau sebesar 28,5 juta barel untuk sektor aviasi.
"Langkah apalagi untuk mengurangi kebutuhan kita (BBM), perintah Bapak Presiden Prabowo segera mengkaji sekarang untuk B50," tandas Bahlil.