JAKARTA - Dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045, pasar modal Indonesia memiliki peran krusial sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan bagi Tanah Air.
Berbagai inovasi dan kebijakan pun telah diimplementasikan dalam pasar modal untuk memberikan dampak positif, tidak hanya bagi perusahaan dan investor tetapi juga bagi masyarakat luas. Hal ini terlihat dari perkembangan yang pesat pada pasar modal Indonesia. Terutama, setelah melewati masa Pandemi COVID-19.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak tahun 2019 hingga 1 Juli 2024 total akumulasi penghimpunan dana mencapai Rp479,42 triliun atau tumbuh sebesar 35,20 secara year on year (yoy). Sementara itu, sektor perbankan mencatatkan total pinjaman yang beredar senilai Rp5.142 triliun atau tumbuh sebesar 11,96 persen (yoy).
Selanjutnya, kontribusi pasar modal Indonesia bagi pertumbuhan ekonomi juga tercermin dari total pajak yang dibayarkan oleh perusahaan tercatat sebesar Rp185,17 triliun atau sekitar 26 persen dari total pendapatan pemerintah pada tahun 2023.
Pembagian dividen pada 2023 bahkan turut meningkat. Adapun dividen dari perusahaan tercatat kepada para investor sebesar Rp366,6 triliun atau naik sebesar 42,6 persen jika dibandingkan dengan tahun 2019.
Potensi Pasar Modal Masih Tinggi dengan Tingkatkan Literasi
Meski demikian, peningkatan literasi keuangan di masyarakat menjadi salah satu fokus utama bagi otoritas pasar modal Indonesia. Melalui program edukasi, masyarakat diharapkan dapat mengenali investasi legal dan ilegal sehingga dapat berinvestasi secara bijak. Lantaran edukasi adalah kunci untuk mengurangi kesenjangan informasi dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pasar modal.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman menyampaikan tugas pertama pihaknya yaitu terus untuk melakukan edukasi kepada para masyarakat melalui berbagai cara. Pertama dengan mengimplementasikan program edukasi melalui galeri investasi yang tersebar di lebih dari 900 kampus di seluruh Indonesia.
"Kedua kita bekerja sama dengan anggota bursa dan OJK untuk menyelenggarakan sekolah pasar modal yang bertujuan mengedukasi semua pihak termasuk juga publik untuk kita edukasi," ujarnya pada beberapa waktu lalu.
Selain peningkatan literasi keuangan untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045, Iman menjelaskan pasar modal Indonesia juga berperan sebagai barometer bagi investor asing, meskipun investor di pasar modal cenderung datang dan pergi.
Iman berharap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat menyentuh 7.721 dapat bertahan bahkan lebih baik, karena mencerminkan kondisi makroekonomi Indonesia yang di mana menjadi salah satu persepsi investor, terutama asing, terhadap rating perekonomian Indonesia.
Dirinya pun optimistis IHSG akan terus meningkat dengan kepercayaan investor asing yang mulai kembali membeli saham perusahaan Indonesia. Sehingga, diharapkan makin banyak perusahaan-perusahaan yang Intial Public Offering (IPO) terutama skala besar dalam menarik investasi asing.
Selain itu, Iman berharap kondisi ekonomi nasional tetap baik atau bahkan lebih baik dibandingkan periode sebelumnya.
Iman menyampaikan target Bursa Efek Indonesia adalah menjadi salah satu bursa terkemuka di Asia dan global. Dimana saat ini, kapitalisasi pasar Indonesia sudah termasuk yang terbesar di Asia.
Meski demikian Iman berharap tidak hanya menjadi yang terbesar di Asia, tetapi juga di tingkat global dan menjadi salah satu negara dengan pasar modal terbesar di dunia, dan pihaknya akan terus berupaya untuk meraih target tersebut.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik menyampaikan dalam dua tahun terakhir, fokus BEI adalah mencapai pertumbuhan investor yang merata. Pada tahun lalu, terdapat pertumbuhan sebanyak 1,8 juta investor, dan hingga saat ini, telah ada tambahan sekitar 1,5 juta.
"Kalau kita lihat dua tahun lalu itu 70 persen investor kita itu ada di Pulau Jawa dan sekarang itu 67 persen," tuturnya.
Jeffrey menjelaskan hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan investor sudah mulai merata, meskipun penyebaran penduduk di Indonesia masih berat di Jawa. Pihaknya akan terus berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan di luar Jawa, yang telah terbukti dengan penurunan persentase investor di Jawa dalam dua tahun terakhir.
Menurut Jeffrey dalam meningkatkan nilai transaksi, bursa memiliki peran penting dalam memberikan edukasi dan sosialisasi mengenai produk-produk yang tersedia. Namun, Ia menegaskan BEI tidak berada dalam posisi untuk memberikan rekomendasi terhadap saham atau efek tertentu.
Sementara untuk insentif, Jeffrey menyampaikan mulai tahun lalu, biaya informasi untuk investor yang bertransaksi di bawah Rp20 juta tidak lagi dikenakan. Di mana sebelumnya dikenakan biaya sebesar Rp15 ribu melalui anggota bursa kini sudah dihapus. Dengan demikian, investor ritel yang melakukan transaksi di bawah Rp20 juta dapat bertransaksi dengan lebih mudah dan murah, tanpa biaya tambahan.
Adapun insentif lainnya, Jeffrey menyampaikan pihaknya juga memberikan kepada investor mencakup edukasi, sosialisasi, dan pengembangan produk, serta peningkatan perlindungan terhadap investor yang terus dilakukan.
Namun, Jeffrey mengingatkan bahwa keputusan untuk bertransaksi di bursa sepenuhnya berada di tangan investor dan tidak dapat dikendalikan oleh bursa.
"Kalau transaksi di bursa kembali lagi, itu adalah keputusan investor yang tidak bisa dikendalikan oleh bursa. Kami hanya menyelenggarakan perdagangan yang teratur water and efficient itu mandat kami," pungkasnya.
Penggalangan Dana untuk Peningkatan Akses Modal
Pasar modal menjadi salah satu platform utama bagi pemerintah dan perusahaan dalam mengumpulkan dana untuk ekspansi bisnis dan investasi. Sehingga kehadiran pasar modal juga membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam mendapatkan akses modal yang lebih mudah. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, menciptakan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan.
Head of Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menyampaikan pasar modal bisa menjadi sumber pendanaan utama bagi perusahaan, terutama untuk ekspansi bisnis, inovasi, dan investasi sehingga sangat krusial dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Menurut Wawan, selain dapat memberikan akses yang lebih luas bagi masyarakat untuk berinvestasi, hal ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi ketimpangan yang mendorong ekonomi inklusif.
"Dengan memberikan akses yang lebih mudah bagi UMKM untuk go public, pasar modal dapat membuka peluang bagi lebih banyak pelaku usaha untuk tumbuh dan berkembang," ujarnya kepada VOI.
Wawan menyampaikan, untuk dapat menarik lebih banyak pelaku investasi baik investor maupun emiten maka penegakan hukum perlu dikedepankan, karena kepastian bisnis secara hukum sangat penting, termasuk memperkuat fungsi regulator.
Selain itu, pemanfaatan teknologi digital dan fintech menjadi ujung tombak utama dalam mendorong pertumbuhan investor terutama generasi muda.
Pada kesempatan yang berbeda, Head of Customer Literacy and Education PT Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi menyampaikan bahwa potensi usia produktif yang diperkirakan mencapai 64 persen dari total penduduk sekitar 297 juta jiwa, maka selain memiliki potensi kualitas SDM juga terdapat kemampuan mentransformasi ekonomi.
BACA JUGA:
Menurut Audi, dengan potensi inklusi semakin massive akan dapat mendorong sumber pembiayaan melalui pasar modal, sehingga dapat meningkatkan daya saing perusahaan lokal, dan berfungsi sebagai stabilisator ekonomi yang kuat.
"Pasar modal juga dapat berperan menjadi revenue driven bagi negara melalui peningkatan penerimaan pajak, dengan semakin banyaknya perusahaan yang terdaftar di pasar modal," jelasnya kepada VOI, Senin, 30 September.
Audi menyampaikan bahwa ada beberapa strategi yang dapat mendorong penambahan investor, diantaranya pengembangan produk investasi yang beragam sebagai bentuk diversifikasi, penambahan jumlah emiten termasuk start up teknologi inovatif dan peningkatan likuiditas pasar, kampanye edukasi yang berkelanjutan untuk meningkatkan literasi keuangan, penyederhanaan prosedur investasi dan mempermudah akses ke pasar modal melalui platform digital.
Menurut Audi, pasar modal juga dapat berperan dalam memperluas inklusi keuangan dengan memberikan akses kepada masyakarat luas untuk berinvestasi dalam produk pasar modal dan pada akhirnya peningkatan literasi keuangan dan distribusi kekayaan yang lebih merata dapat terjadi.
Selain itu, Audi menyampaikan kenaikan pasar saham dapat menciptakan efek "wealth effect," di mana individu yang memiliki aset, seperti saham, merasa lebih kaya dan cenderung meningkatkan konsumsi mereka.
Sehingga pada akhirnya, lanjut Audi, peningkatan konsumsi akan meningkatkan permintaan barang dan jasa dalam perekonomian, yang berkontribusi pada pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB).
Penguatan Infrastruktur Keuangan jadi Daya Tarik untuk Investor
Peningkatan pasar modal Indonesia untuk menjadi penggerak Indonesia Emas 2045 harus didukung dengan penguatan infrastruktur, kebijakan transparansi dan akuntabilitas.
Tiga hal tersebut juga menjadi salah satu fondasi bagi stabilitas pertumbuhan ekonomi. Sehingga, dapat meningkatkan kepercayaan investor baik domestik maupun asing serta menciptakan iklim investasi yang kondusif.
Apalagi, baru-baru ini Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Nasdaq jalin perluasan kemitraan teknologi untuk peningkatkan platform perdagangan BEI ke teknologi Nasdaq yang paling canggih.
Komitmen ini juga mencakup perpanjangan kemitraan pengawasan pasar antara Nasdaq dan BEI dalam meningkatkan bisnis Indeks serta mendorong ekosistem pasar modal yang lebih canggih.
Perjanjian ini juga berada di berbagai sistem keuangan Indonesia. Dimana Nasdaq juga menyediakan teknologi pengawasan pasar untuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK), platform teknologi inti yang menopang Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan solusi tresuri Calypso untuk Bank Indonesia.
Secara keseluruhan, interoperabilitas yang lebih besar di seluruh struktur sistem keuangan Indonesia akan mengurangi kompleksitas dan gesekan, sehingga pada akhirnya membantu menciptakan ekosistem pasar modal yang lebih efisien.
Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko BEI Sunandar menyampaikan, dengan peningkatan sistem perdagangan dan infrastruktur teknologi ini, diharapkan dapat menjadi lebih kompetitif dan tetap menarik bagi investor domestik dan internasional.
"Kami percaya bahwa kemitraan ini akan mempercepat modernisasi pasar modal Indonesia sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," ujarnya dalam keterangannya.
Sunandar menjelaskan bahwa platform Nasdaq yang modular dan terukur akan mendukung BEI dalam meningkatkan pasar modal Indonesia seiring dengan pertumbuhan ekonomi.
Menurut Sunandar, platform tersebut dapat mendorong perdagangan di berbagai kelas aset tradisional, termasuk ekuitas, pendapatan tetap, valuta asing, derivatif, dan aset digital. Hal ini memberikan fleksibilitas yang diperlukan untuk mendukung tujuan BEI dalam meningkatkan jumlah produk dan layanan yang ditawarkan.
Untuk diketahui, BEI mengalami pertumbuhan yang pesat selama beberapa tahun terakhir dengan volume perdagangan yang meningkat 65 persen sejak 2019, dan jumlah total investor yang berdagang di bursa meningkat lebih dari 400 persen menjadi 12,6 juta.
Saat ini BEI memiliki 921 perusahaan yang tercatat di bursa, meningkat 49 persen pada periode yang sama dan mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin di antara pasar Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), hal ini didorong oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sedang berlangsung.
Dengan semua kontribusi tersebut, pasar modal Indonesia tidak hanya berperan sebagai sumber pembiayaan tetapi juga sebagai pendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Melalui berbagai inovasi dan kebijakan, pasar modal siap menyongsong Indonesia Emas 2045, dalam menciptakan ekosistem yang lebih kuat dan inklusif bagi seluruh masyarakat.