JAKARTA - Bank Indonesia (BI) jelaskan inflasi harga pangan bergejolak atau volatile food yang relatif tinggi pada kuartal I-2024 dikhawatirkan akan berlanjut dan berdampak dapat penurunan daya beli masyarakat kelas menengah.
Hal tersebut jadi salah satu sumber guncangan yang dapat mengganggu stabilitas sistem keuangan Indonesia yang tercantum dalam buku Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) No 43 edisi September 2024.
“Inflasi volatile food yang relatif tinggi pada triwulan I 2024 dikhawatirkan terjadi secara persisten sehingga dapat menurunkan daya beli masyarakat kelas menengah bawah dan menekan kredit konsumsi,” tulis BI dalam Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) No 43, dikutip Rabu, 2 Oktober.
Adapun berdasarkan hasil survei Kajian Stabilitas Keuangan No 43 edisi September 2024, menunjukkan setidaknya terdapat lima sumber guncangan (shock) yang dipersepsikan dapat mengganggu stabilitas sistem keuangan Indonesia.
Selanjutnya, volatilitas harga komoditas ekspor yang dipengaruhi oleh dinamika permintaan global serta disrupsi supply chain. Hal ini dapat memengaruhi kinerja kredit korporasi, khususnya di sektor komoditas yang memiliki andil besar pada perekonomian dan kredit. Salah satu sektor yang berpotensi terganggu adalah sektor pertambangan batubara seiring dengan harga batubara di pasar global yang masih rendah.
Kemudian, konflik geopolitik yang berlanjut dapat meningkatkan volatilitas pasar keuangan global dan aliran dana asing keluar. Kondisi tersebut berpotensi menyebabkan pelemahan nilai tukar dan meningkatkan risiko kredit dan pasar, serta memengaruhi kinerja korporasi khususnya dengan konten impor tinggi.
Berikutnya, pertumbuhan ekonomi mitra dagang utama seperti Tiongkok yang melambat antara lain akibat permasalahan struktural, dikhawatirkan dapat memengaruhi kinerja korporasi eksportir.
Selanjutnya, sumber guncangan dari risiko siber, yaitu gangguan operasional sistem keuangan layanan perbankan, sistem pembayaran, maupun operasional pendukung, serta serangan siber.
SEE ALSO:
Untuk diketahui, baru saja Indonesia (BI) luncurkan buku Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) No. 43, Edisi September 2024 dengan tema “Menjaga Resiliensi, Melanjutkan Momentum Pertumbuhan.
Deputi Gubernur BI Juda Agung menyampaikan buku kajian ini telah diterbitkan sejak 2004 dan peluncuran buku KSK ini dilakukan setiap semester dan ini menjadi yang ke 43 guna memberikan sistem peringatan dini kepada sektor keuangan apa saja yang dapat disiapkan dalam menghadapi ketidakpastian global dan domestik.
"Kajian Stabilitas Keuangan ini kita luncurkan setiap semesteran. Tujuannya adalah memberikan early warning kepada sektor keuangan, pada pelaku di industri keuangan, risiko-risiko apa saja yang kita hadapi dan bagaimana kita menyikapi dari risiko-risiko yang ada " ujarnya dalam peluncuran buku kajian stabilitas keuangan no 43 dan kalkulator hijau, Rabu, 2 Oktober.