Bagikan:

JAKARTA - Chairman of Indonesian Mining Institute, Irwandy Arif menanggapi saran Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Maman Abdurahman yang meminta pemerintah untuk membuka keran ekspor bauksit yang telah disetop Presiden Joko Widodo sejak 2023 silam.

"Kalau kita kan harus patuh pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Selama peraturan dan UU masih pada UU no 3 tahun 2020, itu kan tentunya masih harus diolah dalam negeri. itu yang masih harus kita lihat," ujar Irwandy kepada awak media saat ditemui di Plaza Mandiri, Senin, 30 September.

Lebih lanjut Irwandy bilang, jika saran membuka kembali keran kspor bauksit tersebut demi kepentingan sementara maka perlu dipertimbangkan bahwa kebijakan ini diambil pemerintah untuk kepentingan yang lebih besar yaitu program hilirisasi di industrialisasi kita. Apalagi hingga saat ini Indonesia masih defisit aluminium.

Diketahui saat ini kebutuhan bauksit RI mencapai 1 juta ton sementara smleter Inalum hanya mampi memproduksi 250.000 ton aluminium dan sisanya masih diimpor dari luar negeri

"Bauksit ini, kita dari bauksit ke alumina, dari alumina ke aluminium, kita masih defisit di aluminium. Kebutuhan 1 juta per tahun, kita baru produksi 250.000. Walau rencana- rencana itu untuk membangun lebih banyak sudah ada," tandas Irwandy.

Sebelumnya Maman Abdurahman meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk mengkaji keungkinan untuk membuka keran ekspor bauksit secara terbatas sembari menunggu perusahaan tambang membangun smelter bauksit dengan dikenakan syarat. Adapun syarat yang diwajibkan adalah komitmen membangun smelter dalam jangka waktu tertentu.

"Jadi dibatasi. Ya kalau perusahaannya seperti apa, saya pikir yang memang sudah betul-betul akan berkomitmen untuk membangun smelter," sambung dia.

Ia mencontoh pemberian izin ekspor konsentrat tembaga kepada Amman Mineral dan Freeport dengan perjanjian pendirian industri pemurnian tembaga.

"Kita harus kunci betul dengan beberapa persaratan agar para penambang-penambang serius untuk membangun smelter. Dalam rangka mendorong peningkatan nilai tambah produk komoditi itu kan," tandas Maman.

Berdasarkan catatan VOI, saat ini smelter bauksit di Indonesia antara lain PT Bintan Alumina Indonesia, PT Well Harvest Winning Alumnia Refinery (WHW) dan PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) Mempawah yang baru melakukan injeksi bauksit perdana pada Selas, 24 September yang lalu.