Bagikan:

MEMPAWAH - Direktur Utama PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI) Leonard Manurung mengungkapkan operasional Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) akan menyerap tenaga kerja yang berasal dari wilayah Mempwah dan sekitarnya.

Ia memperkirakan total tenaga kerja yang akan diserap berjumlah lebih dari 1.100 tenaga kerja.

"Tentunya kita harus mengambil dari lokal karena kita kan harus mengedepankan pengembangan masyarakat di mana nantinya dari total tenaga kerja kurang lebih 1.100 itu, itu adalah semua orang Indonesia," ujarnya saat ditemui di Mempawah, dikutip Rabu, 25 September.

PT BAI, kata dia, akan memberikan prioritas kepada desa-desa yang terdampak oleh keberadaan smelter bauksit ini.

"Nah dari situ baru kita masuk ke dalam area yang dalam cakupan kedua, yaitu seputaran Kabupaten Mempawah," sambung Leo.

Setelah mengambil tenaga kerja dari Kabupaten Mempawah, baru pihaknya akan merekrut calon karyawan yang berasal dari Provinsi Kalimantan Barat yang sesuai dengan kualifikasi dan kebutuhan smelter.

Lebih lanjut Leo mengatakan, sejak konstruksi smelter fase 1 berlangsung pihaknya telah mempekerjakan 3.000 tenaga kerja.

Untuk tenaga kerja kami ini sekitar 3.000 orang tetapi itu adalah tenaga kerja yang dalam proses konstruksi, sedangkan tenaga kerja dari PT BAI kami bertahap mulai dari angka 300 orang,” beber dia.

Ia merinci, pekerja di smelter ini termasuk pekerja dari PT BAI dan di bawah Sistem Informasi Perpanjangan Kontrak PMI di Taiwan (SIPKON).

Sementara untuk karyawan operasional PT BAI menyerap tenaga kerja sekitar 880 pekerja termasuk tenaga alih daya lain.

Tenaga operator hingga keamanan dan kurang lebih akan ada penambahan 200 orang ke depan sehingga total pekerja akan berjumlah sekitar 1.100 orang

"880 orang ditambah tenaga alih daya lain berupa tenaga operator, security dan lain-lain kurang lebih 200 orang jadi totalnya kurang lebih sekitar 1.100 orang," tandas Leo.

Untuk informasi, PT BAI merupakan anak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Indonesia Asahan Aluminium dan PT Aneka Tambang Tbk.

Smelter ini diperkirakan akan mulai beroperasi pada kuartal pertama tahun 2025, dengan target full production pada kuartal kedua tahun yang sama.

Proyek ini menelan biaya investasi setidaknya senilai 941 juta dolar AS dengan kapasitas produksi 1 juta ton per tahun.