Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 24 September 2024 diperkirakan akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Senin, 23 September 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup turun 0,37 persen di level Rp15.206 per dolar AS.

Sementara kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup melemah 0,6 persen ke level harga Rp15.191 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan Federal Reserve memangkas suku bunga secara tajam minggu lalu dan mengumumkan dimulainya siklus pelonggaran.

"Isyarat lebih lanjut tentang Fed akan dirilis minggu ini, dengan serangkaian pejabat, terutama Ketua Jerome Powell yang akan berbicara dalam beberapa hari mendatang. Pengukur inflasi pilihan Fed, data indeks harga PCE juga akan dirilis pada hari Jumat," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Selasa, 24 September.

Selain itu, departemen perdagangan AS diperkirakan akan mengusulkan pelarangan perangkat lunak dan perangkat keras China pada kendaraan yang terhubung dan otonom di jalan-jalan Amerika hal tersebut akibat masalah keamanan nasional.

Ibrahim menyampaikan ketegangan di timur tengah terus berlanjut. Israel terus melancarkan serangan di Gaza dan Lebanon, sehingga kekhawatiran akan terjadinya perang besar-besaran di wilayah tersebut masih ada.

"Hizbullah baru-baru ini bersumpah akan membalas dendam terhadap Israel setelah negara itu diduga meledakkan beberapa perangkat elektronik yang digunakan oleh kelompok Lebanon tersebut," ujarnya.

Menurut Ibrahim, pertempuran dan ancaman perang yang terus-menerus meningkatkan kekhawatiran bahwa konflik yang lebih besar di Timur Tengah akan mengganggu pasokan di wilayah yang kaya minyak tersebut, sehingga memperketat pasar global.

Dari sisi dalam negeri, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan pengetatan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi supaya lebih tepat sasaran yang direncanakan mulai diterapkan pada 1 Oktober, belum siap.

Pemerintah saat ini masih membahas terkait aturan pengetatan tersebut agar lebih tepat sasaran, dan mencerminkan keadilan.

Formulasi beleid yang dikeluarkan itu nantinya harus tersalurkan secara adil ke tingkat petani dan nelayan.

Pembatasan pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi baru akan dilaksanakan setelah adanya penetapan Peraturan Menteri (Permen).

Nantinya peraturan terkait pembelian BBM bersubsidi akan diatur dalam Permen ESDM bukan lagi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM yang saat ini sedang proses revisi.

Sampai saat ini, pemerintah belum bisa memberikan informasi secara detail mengenai isi peraturan terkait pembatasan BBM tersebut, sebab sampai saat ini masih dalam kajian.

Sedangkan aturan baru terkait bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi diharapkan dapat selesai pada 1 September 2024.

Aturan tersebut awalnya dijadwalkan dapat diimplementasikan pada 17 Agustus 2024. Namun terpaksa mundur lantaran masih proses finalisasi.

Aturan baru ini bukan membatasi pembelian BBM bersubsidi. Ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memastikan bahwa BBM bersubsidi diterima oleh yang membutuhkan atau tepat sasaran.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Selasa, 24 September 2024 dalam rentang harga Rp15.200 - Rp15.280 per dolar AS.