Bagikan:

JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk pengembangan dan keamanan teknologi informasi (IT) sekitar Rp3 triliun atau 15 persen dari total capex sepanjang tahun ini.

Nilai ini tiga kali lipat dari required standard.

Vice President Digital Retail Banking Mandiri, Harry Sofri Putranda mengatakan, alokasi capex tersebut bagian dari komitmen perusahaan untuk memastikan keamanan nasabah dari serangan siber atau cyberattack yang kerap menyasar pusat sistem data digital banking Bank Mandiri.

“Di Bank Mandiri diri sendiri itu untuk biaya expenditure atau biaya investasi terhadap IT sendiri, around 15 persen itu memang kita alokasikan untuk cybersecurity. Itu menunjukkan memang seberapa pentingnya dan seberapa serius Bank Mandiri dalam hal ini untuk memastikan keamanan pelanggan,” katanya dalam media briefing, di Jakarta, Kamis, 19 September.

Harry mengatakan, sistem keamanan digital Bank Mandiri mendapat serangan siber atau cyberattack mencapai lebih dari 1 juta kali per harinyaz

“Berdasarkan data statistik kami, ada sekitar 1 juta lebih percobaan pembobolan. Mencoba menyerang sistem digital Bank Mandiri per harinya,” ujarnya.

Karena itu, Harry bilang keamaan siber atau cybersecurity, ini sesuatu yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Apalagi, kata dia, serangan siber atau cyberattack itu terus meningkat.

“Isu terkait cybersecurity lagi kencang-kencangnya, terutama AI dan lainnya. Ini sesuatu yang kita lihat tidak bisa dipandang sebelah mata. Cyberattack sangat-sangat meningkat growth-nya 38 persen dibanding 2023,” ucapnya.

Bank Mandiri, lanjutnya, akan terus memperkuat sistem keamanan digital dan teknologi (IT).

Sejumlah langkah yang dilakukan adalah memaksimalkan pemantauan melalui Chief Information Security Officer (CISO) Officer Group yang berfokus pada keamanan siber internal.

“Secara day to day, mereka memonitor dan membuat langkah pencegahan dari berbagai serangan yang masuk,” jelasnya.