Bagikan:

JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menargetkan pertumbuhan tabungan hingga 30 persen setelah meluncurkan aplikasi mobile banking terbaru bernama “wondr by BNI”.

“Saya, sih, ingin pertumbuhan tabungannya bisa, bukan hanya kecil di tahun ini, mungkin kita tumbuh 10-20 persen lah, 20-30 persen. Tapi ke depan harusnya lebih baik lagi,” kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar kepada media di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat 5 Juli.

Royke mengatakan, DPK ditargetkan tumbuh di kisaran rata-rata 9 persen hingga 10 persen. Saat ini, porsi dana murah atau current account saving account (CASA) telah mencapai di atas 70 persen dari total dana pihak ketiga (DPK). Ke depan, dia berharap, porsi CASA tumbuh secara bertahap hingga 80 persen.

“Kalau CASA kuat, menghadapi ekonomi kayak apapun, sekarang suku bunga lagi tinggi dan kita tidak selalu ikut-ikutan bunganya naik, sehingga kita lending juga bisa lebih agresif lagi. Kalau sekarang bunganya tinggi banget, lending kan tidak gampang,” kata dia.

Berdasarkan laporan keuangan bulanan perseroan, jumlah DPK BNI hingga periode Mei 2024 mencapai sebesar Rp788,46 triliun atau tumbuh 7,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp735,3 triliun. Dari jumlah DPK tersebut, CASA yang terdiri dari giro dan tabungan tercatat sebesar Rp559,11 triliun pada Mei 2024.

Dengan kehadiran “wondr by BNI”, Royke berharap platform untuk retail individual itu dapat menjadi game changer bagi perseroan untuk meningkatkan CASA. Jumlah pengguna dan volume transaksi melalui mobile banking juga diharapkan dapat tumbuh secara signifikan.

Aplikasi “wondr by BNI” nantinya akan menggantikan BNI Mobile Banking. Royke memastikan, seluruh pengguna BNI Mobile Banking akan bermigrasi ke “wondr by BNI”. Untuk sementara ini, BNI Mobile Banking masih berjalan. Namun mobile banking versi lama itu akan ditutup paling lama enam bulan setelah “wondr by BNI” dirilis.

“Kami tidak akan menggunakan dua platform (wondr by BNI sekaligus BNI Mobile Banking). Sementara masih jalan dua platform tersebut (secara bersamaan), tapi suatu waktu ini (BNI Mobile Banking) harus tutup,” kata Royke.

Sebagai informasi, jumlah pengguna BNI Mobile per kuartal I 2024 mencapai 16,9 juta. BNI mencatat, nilai transaksi di mobile banking lama tersebut telah mencapai Rp347 triliun pada kuartal I 2024 atau tumbuh 35,9 persen secara tahunan (yoy).

Direktur Technology and Operations BNI Toto Prasetio mengatakan bahwa saat ini perseroan tengah melakukan transformasi besar, termasuk transformasi transaksi digital sehingga akhirnya meluncurkan mobile banking versi terbaru.

Pada tahun ini, sebut Toto, BNI menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) untuk bidang teknologi informasi (IT) sekitar Rp1,9 triliun. Menurut dia, jumlah tersebut meningkat dibanding tahun sebelumnya sejalan dengan transformasi yang dilakukan BNI.

Di samping meluncurkan "wondr by BNI" untuk segmen consumer retail, Toto mengungkapkan bahwa BNI juga akan meluncurkan inovasi untuk segmen wholesale. Selain itu, BNI juga terus menguatkan aspek keamanan siber dengan memanfaatkan capex IT yang besar tersebut.

“Saya kemarin sempat ngomong waktu wawancara dengan CNBC, sekitar 10 persen sampai 15 persen dari capex kita digunakan buat security. Untuk peningkatan security agar kita bisa menghindari terjadinya security incident,” kata Toto.