JAKARTA - Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon, Jawa Barat, mencatat jumlah investor pasar modal di wilayahnya sudah mencapai 301.598 orang hingga Juni 2024, berdasarkan data yang ditunjukkan oleh Single Investor Identification (SID).
Kepala OJK Cirebon Agus Muntholib mengatakan, jumlah investor itu mengalami pertumbuhan sebesar 5,66 persen sejak awal tahun ini, yang seluruhnya berada di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning).
“Meskipun jumlah investor pasar modal itu mengalami pertumbuhan, tetapi nilai akumulasi transaksi saham mengalami penurunan sebesar Rp188,04 miliar atau 18,35 persen sejak awal tahun 2024,” ujarnya dilansir ANTARA, Jumat, 13 September.
Dari jumlah investor itu, kata dia, sebagiannya merupakan anak muda di Ciayumajakuning yang sudah tertarik untuk berinvestasi saham di pasar modal.
Agus mengatakan, minat anak muda untuk berinvestasi itu bisa muncul, karena OJK Cirebon bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) Jawa Barat sudah menggencarkan program edukasi terkait kemudahan investasi di pasar modal.
Hingga saat ini, pihaknya telah melaksanakan 71 kegiatan edukasi secara luring maupun daring dengan total jumlah peserta sebanyak 23.409 orang dari berbagai kalangan seperti pelajar, mahasiswa, maupun segmen khusus yaitu penyandang disabilitas.
Selain itu, ia mengatakan OJK Cirebon telah meluncurkan program khusus untuk menjaring lebih banyak generasi muda agar tertarik berinvestasi di pasar modal karena dinilai cukup mudah dilakukan bagi investor pemula.
“Kami telah melakukan tujuh kali kegiatan yang berkolaborasi dengan BEI Jawa barat, untuk mengadakan Sekolah Pasar Modal (SPM) di wilayah Ciayumajakuning,” katanya.
Tidak hanya investor pasar modal, OJK Cirebon juga mencatat adanya perkembangan positif terhadap kinerja dari 19 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Ciayumajakuning sampai Juni 2024.
Agus menyebutkan, perkembangan ini terlihat dari beberapa indikator kunci, meskipun beberapa aspek lainnya mengalami penurunan.
Ia menguraikan salah satu indikator positif adalah peningkatan kredit yang tumbuh 1,10 persen (year on year/yoy) menjadi Rp2,10 triliun, bersamaan dengan penurunan tingkat kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) dari 24,8 persen menjadi 19,78 persen.
BACA JUGA:
Sementara pada aspek lain, permodalan BPR tetap terjaga dengan baik, tercermin dari Capital Adequacy Ratio (CAR) yang mencapai 26,23 persen per Juni 2024.
Agus menambahkan untuk porsi penyaluran kredit BPR di Ciayumajakuning sudah berkontribusi sebesar 12,02 persen terhadap total kredit BPR di Jawa Barat.
“Secara keseluruhan, OJK Cirebon menilai kinerja sektor jasa keuangan di Ciayumajakuning sampai triwulan II tahun 2024 dalam kondisi stabil dan terjaga dengan pertumbuhan yang positif,” ucap dia.