Bagikan:

YOGYAKARTA – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan salah satu proses demokrasi yang penting di Indonesia. Selain berdampak pada kehidupan politik, Pilkada juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perekonomian. Lantas, apa saja pengaruh pilkada terhadap perekonomian? Simak informasi selengkapnya dalam ulasan di bawah ini.

Pengaruh Pilkada Terhadap Perekonomian

Menurut Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti, kontestasi Pilkada 2024 akan memengaruhi arah kebijakan ekonomi di masa depan.

Esther bilang, akselerasi perekonomian daerah sangat ditentutkan oleh model kepemimpinan yang dihasilkan dari pilkada.

“Kami berharap pilkada tidak hanya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dari aspek konsumsi rumah tangga, tapu juga melahirkan pemimpin daerah yang mampu mendorong perekonomian daerah dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional,” tutur Esther dalam diskusi publik Indef bertajuk Ekonomi Politik Persaingan Pilkada 2024 yang digelar di Jakarta pada Kamis, 5 September 2024.

Sementara Direktur Riset Indef Berly Martawardaya menyampaikan, pemimpin daerah mempunyai peranan penting dalam sektor ekonomi. Akan tetapi sayangnya, ucap Berly, ditemukan indikasi persaingan tidak sehat dalam pilkada 2024 serentak.

“Ketika lihat perkembangan pilkada, kita prihatin dengan banyaknya aksi memborong calon tunggal. Data KPU, ada 43 daerah dengan pasangan tunggal sampai saat ini,” katanya.

Dalam pandangan Berly, sektor ekonomi harus memiliki kebijakan tegas yang melarang para pelaku usaha bekerja sama dalam melakukan monopoli atau oligopoli pasar.

Dia menambahkan, aturan tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya praktik persaingan usaha yang tidak sehat.

“Di ekonomi, hak pelaku ekonomi tidak absolut dan bisa dilarang merger atau akuisisi untuk mencegah dominasi yang merugikan pasar dan konsumen,” ucapnya.

Berly menilai, dominasi kelompok partai dalam Pilkada bisa mengarah pada ketimpangan kekuatan dan persaingan yang tidak sehat.

“Di ekonomi, kalau banyak pilihan itu baik untuk masyarakat. Tapi kalau opsinya sedikit, maka pilihan masyarakat juga akan terbatas,” ujar Berly.

Di lain sisi, Sekretaris Jenderal (Sekjend) BPP Hipmi Anggawira menyebut kontestatis Pilkasa 2024 bisa mengerek pertumbuhan ekonomi nasional.

Sebagai contoh, jika masing-masing kabupaten/kota mempunyai tiga pasangan calon kepala daerah dan masing-masing menggelontorkan anggaran hingga Rp20 miliar, maka secara keseluruhan bakal ada konsumsi ekonomi hingga Rp30 triliun.

“Kurang lebih perputaran uang pada pilkada ini Rp40 triliun. kurang lebih sekitar 0.5 persen bisa mendongkrak pertumbuhan (ekonomi),” ucap Anggawira pada Kamis, 5 September 2024.

Menurut Anggawira, Pilkada 2024 serentak dapat berkontribusi terhadap perekonomia, khususnya pada pelaku usaha di sektor rill.

Anggaran Pilkada 2024

Menurut perhitungan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), anggaran Pilkada Serentak 2024 diperkirakan lebih dari Rp41 triliun.

Perhitungan ini didasarkan pada besaran anggaran yang sudah disepakati pemerintah daerah (pemda) dalam naskah perjanjian hibah daerah (NPHD) Pilkada 2024 bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), TNI, dan kepolisian setempat.

“Ada (anggaran untuk) KPU, Bawaslu, kemudian apparat keamanan Polri dan TNI, diikat dalam naskah perjanjian hibah, kemudian disepakati angkanya. Sebanyak 40 persen sudah saya sampaikan surat agar dicairkan di tahun kemarin,” ujar Mendagri Tito Karnavian dalam Rapat Koordinasi Kesiapan Penyelenggara Pilkada Serentak 2024 Wilayah Sumatera di Medan, Sumatera Utara, Selasa, 9 Juli 2024.

Tito menambahkan, Kemendagri sudah meminta setiap pemerintah daerah untuk menyiapkan anggaran pilkada serentak sebanyak 40 persen dari APBD 2024 dan 60 persen dari APBD 2024.

Demikian informasi tentang pengaruh pilkada terhadap perekonomian. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.