JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Plt. Diretur Jenderal Mineral dan Batu bara Bambang Suswantono menawarkan mengembangkan dan peningkatan nilai tambah (PNT) batubara kepada Tiongkok.
Adapun bentuk hilirisasi yang ditawarkan dalam bentuk produk lain, seperti coal quality improvement (coal upgrading), coal briquetting, cokes making dan coal liquefaction.
"Salah satu kebijakan dalam pengelolaan batubara adalah melakukan pengurangan penggunaan batu bara bersamaan dengan pengakhiran dari PLTU Batu bara serta mengembangkannya dalam menjadi bentuk lain, khususnya gas untuk memenuhi kebutuhan elpiji dan industri kimia lainnya seperti pupuk," ujar Bambang dalam The 7th Indonesia China Energy Forum (ICEF) yang dikutip Rabu, 4 September.
Untuk mempercepat program hilirisasi dan PNT batu bara, lanjut Bambang, pemerintah menawarkan kepada berbagai pihak agar program ini dapat berjalan sesuai harapan.
"Kami menawarkan investasi pengembangan hilirisasi batu bara di Indonesia baik dalam bentuk methanol, DME dan lainnya," lanjut Bambang.
Bambang menjelaskan, batu bara dapat diolah menjadi produk turunan, baik sebagai bahan baku industri maupun sumber energi.
Enam produk pengembangan batu bara yang dapat dilakukan saat ini adalah peningkatan kualitas batu bara (coal upgrading), briket batu bara, kokas, batu bara cair, dan gasifikasi batu bara, termasuk gasifikasi batu bara bawah tanah.
Guna mendukung percepatan pengembangan program tersebut, selain menyediakan tiga insentif, pemerintah juga mewajibkan perpanjangan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu bara (PKP2B) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), badan usaha harus menyampaikan rencana pengembangan dan/atau pemanfaatan batubara.
"Saat ini sudah ada 6 IUPK yang telah merencanakan pengembangan batu bara menjadi gas, pupuk dan kokas. Status saat ini sedang melakukan kajian keekonomian dan studi kelayakan dan semoga pada tahun 2030 sudah bisa commissioning," ujar Bambang.
BACA JUGA:
Sebagai informasi, Indonesia saat ini memiliki sumber daya batu bara sebesar 97,29 miliar ton dan cadangan sebesar 31,71 miliar ton dimana sebesar 70 persen dari total sumber daya merupakan batu bara kualitas rendah dan 30 peraen sisanya adalah batu bara kualitas tinggi dan medium.
Sebagian besar sumber daya dan Cadangan tersebar di Kalimatan Timur, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Jambi. Sisanya tersebar di Jambi, Riau, Kalimatan Utara, Aceh, Bengkulu, Sumatera Barat dan Papua, Sulawesi Barat, Jawa bagian barat.