Bagikan:

JAKARTA - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid menepis isu industri batu bara memasuki masa sunset.

Meski memiliki ambisi besar terkait ENergi Baru Terbarukan (EBT), kata dia, pemerintah tidak bisa serta merta langsung meninggalkan energi berbasis fosil seperti batu bara.

Wafid menuturkan bahwa untuk mencapai NZE, batu bara tetap diupayakan agar selaras dan tidak bertabrakan dengan arah kebijakan NZE, mengingat sumber daya batu bara Indonesia cukup melimpah.

"Sumber daya dan cadangan batu bara Indonesia saat ini masih cukup banyak dengan total sumber daya sebesar 98,5 miliar ton dan cadangan sebesar 33,8 miliar ton," ujarnya kepada media, Kamis, 14 Desember.

Wafid mengatakan ada asumsi yang keliru yang berpendapat bahwa industri batu bara akan mengalami 'sunset', seiring dengan tumbuhnya EBT sebagai tumpuan dalam pemanfaatan energi. Padahal, untuk mencapai NZE dan hilirisasi mineral dunia, batu bara masih sangat dibutuhkan. Hal itulah yang digali oleh PSDMBP, sesuai dengan salah satu tugasnya, yaitu untuk menggali dan menyediakan data potensi batu bara di Indonesia.

Lebih lanjut, selain untuk mendukung hilirisasi mineral, kini PSDMBP juga tengah menggali potensi lain batubara dengan menginventarisasi batu bara metalurgi di Indonesia sehingga batu bara memiliki nilai tambah yang lebih tinggi.

"Sebelumnya batubara Indonesia dijual sebagai batubara termal saja, padahal untuk beberapa jenis batubara tertentu memiliki karakteristik sebagai batubara metalurgi yang berguna dalam industri baja dan smelter pengolahan mineral, sehingga harga jualnya jauh lebih tinggi daripada batubara termal," pungkas Wafid.