JAKARTA - Bank berbasis teknologi yang memiliki model bisnis kolaborasi dengan ekosistem digital, PT Bank Jago Tbk berhasil mencatatkan pertumbuhan positif dan berkelanjutan hingga kuartal II-2024. Inovasi dan kolaborasi menjadi kunci keberhasilan pertumbuhan bisnis Bank Jago.
“Semangat inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital masih memegang peran penting dalam mewujudkan aspirasi meningkatkan kesempatan tumbuh berjuta orang melalui solusi keuangan digital yang berfokus pada kehidupan,” ujar Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung pada public expose secara virtual, Kamis, 29 Agustus.
Arief mengatakan sejak awal Bank Jago memang berkomitmen untuk konsisten berkolaborasi dengan mitra strategis. Seperti ekosistem GoTo yang terdiri dari Gojek, GoPay, dan Tokopedia-TikTok serta ekosistem keuangan digital Bibit dan Stockbit.
“Model bisnis kolaborasi dengan ekosistem digital membuat Bank Jago berhasil memiliki nasabah funding melalui Aplikasi Jago sebanyak lebih dari 10 juta per Juli 2024 lalu,” katanya.
Dari jumlah tersebut, sambung Arief, sebanyak 66 persen berasal dari mitra ekosistem. Jika memperhitungkan nasabah lending, total nasabah Bank Jago mencapai 12,5 juta.
Lebih lanjut, Arief mengatakan pertumbuhan pengguna Aplikasi Jago sejalan dengan penghimpunan DPK yang mencapai Rp14,8 triliun sampai dengan akhir kuartal II-2024 atau tumbuh 47 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp10,1 triliun.
“Sebanyak 61 persen dari jumlah DPK atau sebesar Rp9,1 triliun merupakan current account and savings account (CASA), sedangkan sisanya 39 persen atau Rp5,7 triliun merupakan term deposit (TD),” jelasnya.
Arief bilang melalui kolaborasi dengan berbagai mitra atau partner, seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya, Bank Jago berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp15,7 triliun per akhir kuartal II-2024 atau tumbuh 40 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp11,2 triliun.
“Penyaluran kredit dilakukan secara berkualitas dan mengutamakan prinsip kehati-hatian. Ini tercermin dari rendahnya rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang sebesar 0,4 persen,” katanya.
Arief juga menjelaskan pertumbuhan kredit yang berkualitas mendorong aset Bank Jago menjadi Rp24,2 triliun per semester I-2024 atau tumbuh 29 prrsen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp18,9 triliun.
“Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 50 persen, menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan,” tuturnya.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Arief mengatakan konsistensi menjaga pertumbuhan bisnis yang berkualitas juga mendorong tingkat profitabilitas Bank Jago semakin baik. Per akhir Juni 2024 lalu Bank Jago membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp50 miliar atau tumbuh 23 persen dari perolehan Juni 2023 sebesar Rp41 miliar.
“Sebagai bank berbasis teknologi Bank Jago akan terus-menerus melakukan inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital. Kami percaya kombinasi kedua hal tersebut dengan manajemen risiko dan tata kelola yang baik, merupakan landasan dan momentum yang kuat bagi Bank Jago untuk bertumbuh lebih besar lagi secara berkelanjutan,” ujar Arief.