Bagikan:

JAKARTA - PT Bank Jago Tbk mencatatkan pertumbuhan laba bersih pada semester I tahun 2024.

Per akhir Juni 2024 lalu Bank Jago membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp50 miliar atau tumbuh 23 persen dari perolehan Juni 2023

sebesar Rp41 miliar.

Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung mengatakan, model bisnis yang mengedepankan inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital menjadi kunci keberhasilan Bank Jago dalam pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan, baik dari sisi jumlah nasabah, dana pihak ketiga (DPK), maupun penyaluran kredit.

Sampai dengan Juli 2024 nasabah funding melalui Aplikasi Jago telah mencapai lebih dari 10 juta. Jika dihitung termasuk nasabah lending, total nasabah Bank Jago mencapai 12,5 juta. Mitra ekosistem strategis, di antaranya ekosistem GoTo serta platform reksadana online Bibit yang terhubung secara seamless dengan Aplikasi Jago, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan bisnis Bank jago.

"Ini terlihat salah satunya dari jumlah nasabah funding Aplikasi Jago yang sebanyak 66 persen berasal dari mitra ekosistem," ujarnya, Jumat 26 Juli.

Ia melanjutkan, pertumbuhan pengguna Aplikasi Jago sejalan dengan penghimpunan DPK yang mencapai Rp14,8 triliun sampai dengan akhir kuartal II-2024 atau tumbuh 47 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp10,1 triliun.

Sebanyak 61 persen dari jumlah DPK atau sebesar Rp9,1 triliun merupakan current account and savings account (CASA), sedangkan sisanya 39 persen atau Rp5,7 triliun merupakan term deposit (TD).

Melalui kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya, Bank Jago berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp15,7 triliun per akhir kuartal II-2024 atau tumbuh 40 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp11,2 triliun.

Arief menambahkan, penyaluran kredit dilakukan secara berkualitas dan mengutamakan prinsip kehati-hatian tercermin dari rendahnya rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang sebesar 0,4 persen.

"Ini semakin memperkuat keyakinan kami bahwa inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital merupakan model bisnis yang tepat untuk Bank Jago,” kata dia.

Dikatakan Arief, pertumbuhan kredit yang berkualitas mendorong aset Bank Jago menjadi Rp24,2 triliun per semester I-2024 atau tumbuh 29 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp18,9 triliun.

Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 50 persen, menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan.