Bagikan:

JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menyambut baik rencana pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka yang mencanangkan program 3 juta rumah.

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan program pemerintahan Prabowo-Gibran ini akan berdampak positif terhadap kinerja perseroan yang memang memiliki fokus pada pembiayaan perumahan.

“Kita optimis tahun depan mungkin akan, 5 tahun ke depan akan jadi tahunnya BTN ya. Karena pemerintah memang sudah sangat serius mencanangkan 3 juta rumah,” tuturnya dalam konferensi pers Public Expose Live secara virtual, Selasa, 27 Agustus.

Nixon mengaku telah melakukan diskusi dengan tim Satgas Perumahan Pemerintahan Baru selama dua bulan terakhir ini. Dia bilang kebijakan baru terkait perumahan telah disusun.

“Keliatannya nanti mereka akan benar-benar ketok setelah pemerintahan baru berjalan,” ucapnya.

Menurut Nixon, saat ini memiliki kebutuhan perumahan atau backlog adalah 10 juta rumah dan 25 juta rumah yang tidak layak huni. Pemerintah, sambung dia, akan memperbaiki sektor perumahan dan tentu membutuhkan pembiayaan dari kredit perbankan, salah satunya BTN.

Selain itu, kata Nixon, BTN juga akan mendapatkan angin segar dari skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) ke skema baru menggunakan dana abadi yang lebih mendekati subsidi selisih bunga.

“Sehingga yield kami rasanya mudah-mudahan lebih baik daripada hari ini. Karena subsidi selisih bunga kita dapat bunganya lebih tinggi daripada FLPP,” ucapnya.

Lebih lanjut, Nixon mengatakan bahwa hal tersebut akan membantu kinerja keuangan BTN ke depannya.

“Di FLPP terkesan pressure yield-nya jadi terjadi. Ini bisa jadi lebih longgar ke atas,” katanya.

Nixon berharap selama 5 tahun ke depan, BTN bisa menyelesaikan persoalan kredit-kredit konstruksi yang lama. bilang ini akan menjadi tahun terakhir yang dijanjikan untuk menyelesaikan atau memberhentikan restrukturisasi kredit yang tinggi.

“Jadi mulai tahun 2025, BTN buka babak baru. Seluruh persoalan kredit high-rise building project yang lama-lama itu sudah tidak lagi ada di buku kami. Jadi kalaupun sudah di obelensit atau di NPL, jadi tidak ganggu lagi,” ucapnya.

“Mudah-mudahan koreksi atau reverse atas pendapatan bunga sudah tidak terjadi lagi di tahun-tahun depan. Terakhir, kita juga berharap adanya penurunan suku bunga acuan yang most likely akan terjadi di tahun depan juga akan membantu memperlebar margin BTN,” katanya.