JAKARTA - Pemerintah menargetkan inflasi sebesar 2,5 persen dan dan pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 5,2 persen dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan penyusunan RAPBN 2025 didasarkan pada asumsi dasar yaitu Inflasi akan dijaga pada kisaran 2,5 persen dan pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 5,2 persen
“Inflasi akan dijaga pada kisaran 2,5 persen. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 5,2 persen,” ucapnya dalam pidato penyampaian RAPBN 2025 dan Nota Keuangan, di Gedung DPR, Jakarta, Jumat, 16 Agustus.
Jokowi menyampaikan karena kondisi ekonomi global yang masih relatif stagnan, pertumbuhan ekonomi kita akan lebih bertumpu pada permintaan domestik.
Menurut Jokowi daya beli masyarakat akan dijaga ketat, dengan pengendalian inflasi, penciptaan lapangan kerja, serta dukungan program bansos dan subsidi.
Jokowi menegaskan ke depannya, peran APBN harus kita manfaatkan untuk memperkokoh lompatan kemajuan sehingga Indonesia bisa keluar dari middle-income trap, yaitu dengan memanfaatkan bonus demografi, melanjutkan transformasi ekonomi, meningkatkan daya tarik investasi dan membuka lebih banyak lapangan kerja.
Untuk diketahui, target inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan dari outlook inflasi tahun 2023 sebesar 2,7 persen hingga 3,2 persen.
Adapun Kementerian Keuangan mematok target inflasi sebesar 2,5 persen secara year on year (yoy) pada 2025 hingga 2027 mendatang, dengan deviasi sebesar 1,0 persen.
Target tersebut tercantum Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu) No.31/2024 tentang Sasaran Inflasi Tahun 2025, Tahun 2026, dan Tahun 2027. Dengan begitu, sasaran inflasi pada tiga tahun mendatang dipatok sebesar 1,5 persen - 3,5 persen.
“Penetapan sasaran inflasi dilakukan untuk mencapai dan mengendalikan inflasi pada tingkat yang stabil dan rendah guna mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan,” mengutip beleid tersebut.
Adapun jenis sasaran inflasi yang ditetapkan menggunakan inflasi indeks harga konsumen (IHK) tahunan (year-on-year) pada akhir tahun. Bentuk sasaran Inflasi yang ditetapkan menggunakan titik dengan deviasi (point with deviation).
BACA JUGA:
Sebagai informasi, berikut adalah tren inflasi selama Presiden Jokowi Menjabat di periode ke-2:
2019: 2,72 persen (yoy)
2020: 1,68 persen yoy
2021: 1,87 persen yoy)
2022: 5,51 persen (yoy)
2023: 2,16 persen (yoy)
2024: 2,13 persen (yoy) (per Juli 2024)