JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pindahnya ibu kota negara (IKN) dari Jakarta ke Nusantara di Kalimantan Timur bukan hanya tentang pemindahan bangunan fisik saja.
Jokowi pun menekankan yang terpenting adalah pindah pola pikir dan pola kerja.
“Kepindahan ke Ibu Kota Nusantara ini juga sudah sering saya sampaikan, bukan pindah fisiknya yang penting, tetapi pindah pola pikir kita, pindah mindset kita, pindah pola kerja kita, bisa bekerja dari mana saja, juga pindah mobilitasnya,” katanya dalam sidang kabinet paripurna di IKN, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 12 Agustus.
Selain itu, Jokowi juga mengatakan seluruh kendaraan di IKN akan menggunakan energi bersih alias energi hijau. Termasuk bangunan di IKN, dia bilang memang didesain ke arah green building.
“Karena mobilitas di Ibu Kota Nusantara semuanya memakai kendaraan yang kendaraan listrik dan juga energinya memakai energi hijau. Bangunannya pun juga bangunan di sini semuanya diarahkan ke green building dan aksesibilitasnya juga diprioritaskan untuk pejalan kaki dan yang naik sepeda,” jelasnya.
Lebih lanjut, Jokowi mengatakan, ekonomi yang dikembangkan di IKN juga berbasis green economy atau ekonomi hijau dan digital.
Keduanya akan menjadi aspek pendukung pemerintahan di IKN, Kalimantan Timur.
“Ekonomi yang akan dikembangkan di Ibu Kota Nusantara juga ekonomi hijau, ekonomi digital yang akan mengiringi pemerintahan di Ibu Kota Nusantara. Sekali lagi ekonomi hijau, ekonomi digital, data center, financial center dan yang lain-lainnya,” ucapnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menyinggung keuntungan yang didapatkan masyarakat Kalimantan Timur dari pemindahan ibu kota negara. Dia bilang salah satu keuntungannya adalah pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.
“Kalau ditanyakan keuntungannya apa yang didapatkan oleh masyarakat di Kalimantan khususnya di Kalimantan Timur? Saya kira ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi di provinsi Kalimantan Timur khususnya Balikpapan dan lebih khusus lagi kabupaten Paser Panajem Utara,” jelasnya.
Jokowi pun mengatakan alasan pemindahan ibu kota ini dilakukan agar terjadinya pemerataan ekonomi. Sebab, 58 persen gross domestic product (GDP) ada di Pulau Jawa.
“Kalau kita tahu salah satu alasan kenapa ibu kota pindah? karena kita ingin pemerataan, karena kita tahu 58 persen GDP ekonomi itu ada di Jawa, sehingga kita ingin memeratakan untuk juga keluar Jawa mendapatkan perputaran ekonominya,” ucapnya.
BACA JUGA:
Dengan pemindahan ibu kota ini, Jokowi berharap dapat mengurangi beban di Pulau Jawa.
Dia bilang, populasi di Pulau Jawa sudah sangat besar mencapai 56 persen.
“Populasi di Jawa juga bebannya sudah sangat besar sekali, 56 persen populasi itu ada di pulau Jawa. Ini yang juga menjadi sebuah pertimbangan bagi kita untuk memindahkan ibu kota, dan utamanya memang beban di ibu kota Jakarta memang sudah sangat padat sekali,” jelasnya.