Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menyikapi resesi yang bakal dialami Amerika Serikat (AS).

Hal tersebut memengaruhi anjloknya pasar saham Indonesia hari ini.

"Kemudian yang terkait US (United States) tentu kami terus monitor," ujar Airlangga di kantornya, Senin, 5 Agustus.

Meski begitu, Airlangga mengakui bahwa resesi AS akan memicu keluarnya aliran modal dari pasar domestik Indonesia ke AS (capital flight).

Mengingat, tingkat suku bunga domestik masih lebih tinggi dari laju inflasi.

"Kami juga tahu harus menjaga juga supaya tidak terjadi capital flight akibat perbedaan tingkat suku bunga di Indonesia maupun di negara lain, termasuk dolar AS," ucapnya.

Sebab itu, dia berharap, agar tingkat suku bunga Bank Sentral atau The Fed dapat menurun pada kuartal IV-2024 mendatang, meskipun tidak ada yang menjamin hal tersebut.

"Karena tentu kalau kami lihat tingkat suku bunga dibandingkan inflasi gap-nya agak tinggi," imbuhnya.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 3,40 persen atau 248,47 poin ke 7.059,65 hingga akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kemudian, total volume transaksi bursa mencapai 24,4 miliar saham dengan nilai transaksi Rp13,75 triliun.

Sebanyak 592 saham melemah, 62 saham menguat dan 134 saham stagnan.

Adapun seluruh indeks sektoral merosot bersama dengan IHSG. Sektor energi turun 4,94 persen, sektor barang baku anjlok 4,69 persen, sektor transportasi dan logistik terjun 4,23 persen, sektor perindustrian melemah 3,73 persen dan sektor infrastruktur merosot 3,15 persen.

Selanjutnya, sektor properti dan real estat turun 3,05 persen, sektor teknologi melemah 2,92 persen, sektor keuangan turun 2,69 persen, sektor barang konsumsi nonprimer anjlok 2,47 persen, sektor barang konsumsi primer melemah 1,77 persen serta sektor kesehatan merosot 0,72 persen.

Analis Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang mengatakan, pelemahan IHSG disebabkan faktor domestik dan luar negeri.

Alrich bilang, dari sisi kondisi ekonomi domestik relatif solid.

Adapun pada kuartal II-2024, ekonomi Indonesia tumbuh 5,05 persen (yoy).

Meskipun terjadi penurunan secara kuartal-ke-kuartal, konsumsi rumah tangga tetap tumbuh sebesar 4,93 persen serta investasi yang meningkat menjadi 4,43 persen.

"Pada saat ini, ekonomi Indonesia masih berada dalam asumsi APBN pada kisaran 5 persen. Kondisi ekonomi domestik ini yang menjaga potensi pelemahan lebih dalam IHSG pada hari ini," jelasnya kepada VOI, Senin, 5 Agustus.