Bagikan:

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun pasca Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 mencapai 5,05 persen secara year on year (yoy) atau melambat bila dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 5,11 persen (yoy). Sementara pertumbuhan ekonomi di Semester I-2024 yang mencapai 5,08 persen.

Mengutip Motion Trade, IHSG ditutup anjlok 3,42 persen atau 249,8 poin ke level 7.058,33. Terdapat sebanyak 618 saham turun, 51 saham naik, dan 116 saham stagnan.

Dalam pergerakannya, IHSG sempat menyentuh level terendah di 6.998,81 atau anjlok 4,42 persen. Adapun level tertinggi pada hari ini di 7.257,48.

Adapun, total volume perdagangan saham di BEI per saat ini adalah 21,87 miliar dengan nilai transaksi mencapai Rp11,95 triliun.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan penurunan IHSG hari ini karena fluktuasi sehingga tidak perlu khawatir.

"Kalau IHSG nanti kita lihat aja karena itu daily-nya fluktuasi, jadi kita tidak perlu khawatir," ujarnya kepada awak media, Senin, 5 Agustus.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2024 sebesar 5,05 persen year on year (yoy), atau turun jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal I 2024 sebesar 5,11 persen (yoy).

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Moh. Edy Mahmud menyampaikan atas dasar harga berlaku sebesar Rp5.536,5 triliun dan atas dasar harga kontan sebesar Rp3.231,0 triliun sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2024 bila dibandingkan dengan kuartal II-2023 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,05 persen.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2024 bila dibandingkan dengan kuartal II-2023 atau (YoY) tumbuh 5,05 persen. Bila dibandingkan dengan kuartal I-2024 atau secara quartal to quartal (qtq) tumbuh 3,79 persen," jelasnya dalam konferens pers, Senin, 5 Agustus.

Edy menyampaikan bahwa hampir seluruh lapangan usaha tumbuh positif yaitu industri makanan dan minuman, industri logam dasar, industri kimia, farmasi, dan obat tradisional. Lalu, sektor konstruksi tumbuh seiring pembangunan proyek infrastruktur pemerintah.

"Ditopang oleh aktivitas ekonomi domestik yang tetap kuat, ekonomi Indonesia tumbuh stabil sebesar 5,08 persen pada semester I-2024 (ctc)," tuturnya.