JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester I 2024 tetap tumbuh stabil di 5,08 persen.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Moh. Edy Mahmud menyampaikan bahwa hampir seluruh lapangan usaha tumbuh positif yaitu industri makanan dan minuman, industri logam dasar, industri kimia, farmasi, dan obat tradisional. Lalu, sektor konstruksi tumbuh seiring pembangunan proyek infrastruktur pemerintah.
"Ditopang oleh aktivitas ekonomi domestik yang tetap kuat, ekonomi Indonesia tumbuh stabil sebesar 5,08 persen pada semester I-2024 (ctc)," tuturnya dalam konferens pers, Senin, 5 Agustus.
Edy menyampaikan dari sisi produksi, Lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 10,25 persen.
Edy menjelaskan pertumbuhan terjadi pada semua komponen pengeluaran. Komponen pengeluaran yang mengalami pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 16,84 persen; diikuti Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) sebesar 9,08 persen; Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 4,92 persen.
Selanjutnya, Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 4,73 persen; dan Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 4,11 persen. Sementara itu, Komponen Impor Barang dan Jasa tumbuh sebesar 5,19 persen.
Selain itu, Edi menyampaikan IMF pada Juli 2024 meramalkan pertumbuhan ekonomi 2024 secara global diperkirakan akan tetap stabil.
Pertumbuhan ekonomi negara berkembang diperkirakan melambat dibandingkan tahun 2023, namun masih lebih tinggi dari capaian global. Jika dilihat menurut Indikator PMI manufaktur global sepanjang triwulan II berada di zona ekspansif.
"Pertumbuhan ekonomi beberapa negara mitra dagang Utama Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada triwulan 2 2024 mencapai 4,7 persen atau mengalami perlambatan jika dibandingkan triwulan 1 2024 dan triwulan 2 2023. Sementara itu pertumbuhan ekonomi di AS tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya," ujarnya.
Edy mengatakan, terkait kinerja perdagangan global sepanjang kuartal II-2024 Indonesia masih tetap dapat menjaga surplus neraca perdagangan sehingga memperpanjang periode surplus selama 50 bulan berturut-turut.
BACA JUGA:
Di sisi lain harga komoditas yang menjadi andalan ekspor Indonesia masih berfluktuasi beberapa komoditas mulai menunjukkan peningkatan pada kuartal II-2024 seperti komoditas CPO dan batubara.
Dari sisi domestik kinerja perekonomian pada kuartal II-2024 ditopang oleh kegiatan domestik yang terjaga. Hal tersebut tercermin dari PMI Bank Indonesia yang tetap kuat berada di zona ekspansi yaitu mencapai 51,97 persen. Kapasitas produksi sebesar 73,7 persen, lebih tinggi dari kuartal I yang sebesar 73,61 persen.
Edy menambahkan realisasi investasi tumbuh sebesar 22,47 persen dan di saat yang sama belanja barang modal yang dilakukan oleh pemerintah dan impor barang-barang modal juga tumbuh positif.
"Daya beli masyarakat terjaga yang ditunjukkan antara lain oleh indeks penjualan ritel yang tumbuh 1,14 persen (yoy) dan penjualan domestik sepeda motor sebesar 4,21 persen (yoy). Mobilitas masyarakat juga meningkat diindikasikan oleh peningkatan jumlah penumpang untuk seluruh moda transportasi," imbuhnya.