Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan meningkatnya investasi asing disebabkan oleh indikator-indikator stabilitas makro Indonesia yang terjaga, sehingga membuat investor merasa aman untuk menanamkan modalnya di dalam negeri.

Menurut Airlangga depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tak berpengaruh signifikan pada minat asing untuk berinvestasi ke Indonesia.

“Ya kalau industri kan semua, long term view. Jadi kalau kejadian-kejadian yang (seperti) fluktuasi (nilai tukar) itu tidak berpengaruh terhadap long term view,” kata Airlangga kepada awak media, dikutip Selasa, 30 Juli

Airlangga menyampaikan pemerintah juga turut memberikan akses yang mudah untuk para pengusaha untuk membuat para investor tertarik berinvestasi, seperti pembangunan kawasan ekonomi khusus dengan fasilitas fiskal dan non fiskal hal tersebut mendorong investasi jangka panjang.

Selain itu, Airlangga menjelaskan pandangan jangka panjang yang dimaksud ialah pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan ketersediaan pekerja terampil.

“Long term view tentu terkait dengan investasi, pertumbuhan ekonomi, inflasi, kemudian skill availability, dan juga kawasan-kawasan dan perizinan,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan kondisi ekonomi global saat ini sedang goyah. Bahkan, kata dia, sudah ada 95 negara yang menjadi ‘pasien’ Dana Moneter Internasional (IMF).

“Kita tahu bahwa ekonomi global sekarang masih dalam kondisi yang memprihatinkan, bahkan sudah ada 95 negara yang sekarang sudah menjadi pasien IMF,” kata Bahlil dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan II dan Semester I Tahun 2024, di kantor Kementerian Investasi, Jakarta, Senin, 28 Juli.

Meski kondisi ekonomi sedang todak baik-baik saja, Bahlil bersyukur investor asing masih percaya untuk menanamkan investasinya di Indonesia. Hal tersebut terlihat dari arus masuk investasi asing ke Indonesia yang mencatatkan kontribusi positif.

Pada kuarta II-2024 ini, sambung Bahlil, penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp217,3 triliun atau 50,7 persen dari keseluruhan investasi yang masuk Rp428,4 triliun. Angka ini naik 6,3 persen dari kuartal sebelumnya dan naik 16,6 persen dari kuartal II-2023.

“Di balik ketidakpasitan ekonomi global itu, kita tetap bersyukur, bahwa publik, global masih mempercayai negara kita sebagai salah satu tujuan negara yang investasi,” jelasnya.

Untuk diketahui, Kementerian Investasi/BKPM mencatat bahwa realisasi investasi semeter I-2024 mencapai Rp829,9 triliun. Angka tersebut meningkat 22,3 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.