Bagikan:

JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut, Indonesia memiliki potensi luas lahan sagu terbesar di dunia.

Dari 6,5 juta hektare (ha) lahan sagu di seluruh dunia, ada sekitar 5,5 juta ha atau sebesar 85 persen berada di Indonesia.

"Pemanfaatan potensi sagu di Indonesia dirasakan masih sangat rendah," ujar Agus dalam sambutannya pada acara Simposium Nasional Industri Pengolahan Sagu di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin, 29 Juli.

Agus menyebut, sedikitnya ada tiga kendala yang menyebabkan pemanfaatan potensi sagu di Tanah Air masih sangat rendah hingga saat ini.

Pertama, pada alur rantai pasok bahan baku sagu.

Diketahui, areal sagu di Indonesia didominasi oleh perkebunan rakyat dengan persentase penguasaan lahan mencapai 94,34 persen dengan kontribusi produksi sagu mencapai 99 persen.

"Infrastruktur perkebunan rakyat ini masih sederhana dengan fasilitas penunjang yang sangat minim. Hal ini menyebabkan rantai suplai sagu dari hulu ke hilir menjadi sangat terbatas," katanya.

Kedua, keterampilan dan kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang masih minim.

"Perlu perhatian khusus untuk mempercepat peningkatannya," ucap Agus.

Kendala ketiga adalah rendahnya popularitas komoditas sagu.

"Ini menjadi penghambat pengembangan dan riset yang pada akhirnya membatasi pencapaian potensi komoditas ini," tuturnya.

Padahal, kata Agus, sagu dapat menjadi alternatif sumber karbohidrat dan industrinya dapat dikembangkan agar Indonesia menjadi salah satu pemasok pati terbesar di dunia.

Saat ini, lanjut dia, eksportir pati sagu terbesar di dunia dengan nilai ekspor pada 2023 sekitar 15 juta dolar AS adalah Malaysia.

Indonesia sendiri pada 2023 menduduki posisi kedua dengan nilai ekspor sekitar 9 juta dolar AS.

Menurut Agus, nilai tersebut masih sangat kecil

"Saya berharap potensi yang belum termanfaatkan ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh stakeholders. Terutama untuk membuka, menciptakan dan mengisi pasar sagu nasional dan internasional bagi para pelaku yang terlibat dalam agrobisnis sagu Indonesia," imbuhnya.