Bagikan:

JAKARTA - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) buka suara soal pernyataan dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yang menyebut proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung atau Whoosh telah membuat perusahaan tersebut rugi.

Sekadar informasi, WIKA sendiri merupakan bagian dari konsorsium BUMN asal Indonesia, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) yang memegang saham PT KCIC bersama dengan konsorsium perusahaan perkeretaapian China, melalui Beijing Yawan HSR Co. Ltd.

Pada 2023 lalu, WIKA mencatat kerugian sebesar Rp7,12 triliun. Kerugian perusahaan tersebut meningkat tajam dari posisi 2022 yang tercatat Rp59,59 miliar.

Corporate Secretary PT KCIC Eva Chairunisa menjelaskan dalam proses pembangunannya, proyek Kereta Cepat Whoosh sudah mempertimbangkan banyak hal yang telah dikordinasikan bersama seluruh stakeholder yang terlibat.

“Pembangunan kereta cepat tentunya ditujukan untuk kemajuan transportasi di indonesia agar dapat meningkatkan konektivitas dan perekonomian antara Jakarta dan Bandung melalui transportasi massal ramah lingkungan yang modern,” ujar Eva dalam keterangan resmi, Rabu, 17 Juli.

Saat ini, sambung Eva, operasional Whoosh terus mengalami peningkatan dimana jumlah perjalanan terus bertambah dari 14 perjalanan reguler per hari di Oktober 2023, menjadi 48 perjalanan reguler perhari sejak Mei 2024. Selanjutnya pada awal tahun 2025 diprogramkan jumlah perjalanan kereta dapat mencapai hingga 62 per hari.

“Rata-rata volume penumpang Whoosh perhari juga mengalami peningkatan secara bertahap dengan rekor penumpang tertinggi saat ini sudah mencapai 24.000 per hari,” ujarnya.

Sudah Proses Pembayaran

Terkait dengan klaim atau tagihan Rp5 triliun, Eva mengatakan pihaknya sudah memproses pembayaran tagihan tersebut.

Dia bilang dalam prosesnya memang harus sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik.

“Terkait klaim sebesar Rp5 triliun yang disampaikan pada sejumlah pemberitaan, dapat kami sampaikan bahwa dalam prosesnya semua yang berkaitan dengan penagihan di KCIC harus melalui prosedur administrasi agar semuanya dapat dipertanggungjawabkan dengan baik termasuk dari sisi keuangan sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik (GCG),” kata Eva.

Sebelumnya, Direktur Utama Wijaya Karya, Agung Budi Waskito mengungkapkan perusahananya mengalami kerugian besar di 2023. Salah satu penyebabnya adalah proyek Kereta Cepat Whoosh.

Lebih lanjut, Agung mengatakan, penyebab besar kerugian perseroan adalah PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI).

“Kita itu memang yang paling besar karena dalam penyelesaian Kereta Cepat Jakarta-Bandung, pak, yang memang dari penyertaan saja kita sudah Rp6,1 triliun. Kemudian yang masih dispute atau kita belum dibayar sekitar Rp5,5 triliun, pak. Sehingga hampir Rp12 triliun,” kata Agung Budi dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Jakarta, Senin, 15 Juli.