JAKARTA - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk berencana untuk melakukan divestasi sejumlah tol yang telah dibangunnya. Aksi korporasi tersebut bertujuan untuk menguatkan arus kas atau cash flow perusahaan.
Rencananya aset investasi yang akan dilepas yakni Tol Manado-Bitung, Tol Balikpapan-Samarinda, Tol Soreang-Pasirkoja, Tol Semarang-Demak, dan Tol Serang-Panimbang.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan bahwa divestasi memang sudah menjadi bagian dari rencana perusahaan. Dia bilang pelepasan tol tersebut akan membantu perusahaan.
“Yang pasti kita plan (rencanakan), mudah-mudahan semua jalan. Itu kan membantu cash flow-nya dia gitu,” ujar Arya saat ditemui di Kantor Perum Perhutani, Jakarta, Senin, 15 Juli.
Namun, Arya tidak ingin langkah divestasi jalan tol dianggap menimbulkan kerugian. Menurut Arya, sama halnya dengan proyek Kereta Cepat Whoosh, jalan tol garapan WIKA juga masih ada proses bisnis yang berjalan.
“Itu dia kaya tadi soal Whoosh itu bukan soal ruginya, tapi soal dia masih proses jalan. Kaya orang bangun warung lah, bagun warung ya enggak mungkin pertama-tama langsung penuh, enggak langsung makan yang datang rame,” tuturnya.
BACA JUGA:
“Jadi jangan langsung mikirnya rugi, gak. Ya dia bertahap akan ke sana,” sambung Arya.
Terkait dengan investor, Arya mengaku belum melihat siapa yang akan mengakuisisi sejumlah ruas tol tersebut. Namun, Arya membuka kemungkinan swasta ikut terlibat dalam aksi korporasi tersebut.
Contohnya, sambung Arya, proses divestasi oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk dari kepemilikan PT Jasamarga Transjawa Tol kepada konsorsium Metro Pasific Tollways Corp (MPTC) dan GIC Pte. Ltd dalam pusaran Salim Group.
“Kalau swastanya mau masuk bagus dong, kita kan ingin seperti itu juga investasinya masuk, pas mereka sudah mulai masuk, berarti mereka sudah mulai melihat, mulai menguntungkan,” tuturnya.