Bagikan:

JAKARTA - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengungkapkan, penurunan penjualan mobil dalam negeri dua tahun terakhir dipicu kenaikan suku bunga global, lonjakan Non Performing Loan (NPL) hingga pengetatan pemberian kredit dari perusahaan pembiayaan.

"Salah satu faktor pemicu stagnasi pasar mobil adalah harga mobil baru tidak terjangkau oleh pendapatan per kapita masyarakat. Gap antara pendapatan rumah tangga dan harga mobil baru makin lebar," ujar Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara ditulis Kamis, 11 Juli.

Kukuh mengatakan, penjualan mobil domestik per Mei 2024 turun 21 persen menjadi 334.000 unit.

Alhasil, Gaikindo kemungkinan merevisi target penjualan mobil 2024 sebanyak 1,1 juta unit.

"Kami kemungkinan merevisi target dengan mempertimbangkan sejumlah faktor penekan pasar," kata dia.

Dengan lesunya penjualan mobil tersebut, Kukuh menegaskan, target pertumbuhan ekonomi nasional harus dinaikkan menjadi 6-7 persen per tahun.

Hal ini bertujuan agar Indonesia keluar dari jebakan 1 juta unit pasar mobil domestik.

Sehingga, kata dia, pendapatan per kapita dapat naik 5-6 persen per tahun.

Sekadar informasi, angka penjualan mobil domestik berada di bawah target 1,05 juta unit sepanjang 2023.

Merujuk data terbaru Gaikindo, penjualan mobil secara whole sales mencapai 1 juta (1.005.802) unit sepanjang 2023, turun 4 persen dibanding capaian sepanjang 2022 sebanyak 1,04 juta (1.048.040) unit.

Sementara untuk penjualan secara retail sepanjang 2023 mencapai 998.059 unit, turun 1,5 persen dibanding 2022 yang mencapai 1,01 juta (1.013.582) unit.