KNKT: Kalau Berwisata dengan Bus, Kasih lah Sopirnya Tempat Beristirahat yang Layak, Jangan di Bagasi
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Keselamatan merupakan hal utama dalam sebuah perjalanan menggunakan transportasi. Untuk mewujudkan perjalanan berwisata aman khususnya dengan moda angkutan bus, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono memberikan tips-tipsnya.

Pertama, kata Soerjanto, jangan mudah tergiur dengan penawaran harga sewa moda angkutan bus yang murah atau miring.

"Tapi saya ingin mengambil filosofi orang Surabaya ketika kita naik becak zaman kecil. Becaknya ngebut. Diingatkan, becaknya ngomong bayar 25 jangan minta fasilitas 50. Filosofi ini dalam maknanya kalau kita berwisata naik bus, jangan ngomong harganya," tuturnya dalam acara dialog publik 'Yuk Selamat Bersama', Rabu, 17 Maret.

Kedua, dalam merencanakan perjalanan wisatawan, transportasi merupakan penunjangnya. Untuk memastikan perjalanan yang aman dan nyaman, pastikan kondisi bus yang akan digunakan dalam kondisi laik jalan.

"Jadi kalau kita mau berwisata jangan lihat harganya tetapi lihat layak tidak busnya, (bagaimana) kondisinya, supirnya sehat tidak. Yang penting ini untuk keselamatan bersama semboyan kita yuk selamat bersama," katanya.

Terakhir, sediakan tempat istirahat yang layak untuk pengemudi bus. Sebab, pengemudi memegang peranan penting untuk keselamatan dalam perjalanan berwisata.

"Kita semua harus bertanggung jawab dan ikut berpartisipasi menunjang kelayakan istirahatnya. Karena banyak kecelakaan disebabkan pengemudinya kelelahan," tuturnya.

Soerjanto mengatakan, kesadaran untuk memberikan fasilitas tempat tidur yang nyaman bagi pengemudi bus masih rendah. Fenomena memprihatinkan ini sangat mudah ditemui dalam berbagai kegiatan berwisata jarak jauh. Di mana, wisatawan setelah berwisata dan diantar ke hotel, melupakan pengemudi bus beristirahat di mana.

"Kalau kita berwisata ke Jogja, sampai di Jogja kita nginep di hotel di-drop oleh busnya di hotel. Terus (pengemudi) busnya ke mana tidurnya? Ke alun-alun, terus tidurnya di bagasi bus," katanya.

Soerjanto mengatakan tempat tidur yang tidak layak tersebut dapat mempengaruhi kondisi kesehatan pengemudi bus. Sehingga akan berisiko untuk keselamatan perjalanan wisatawan.

"Nah ini kita coba sama-sama pikir bagaimana kualitas tidur pengemudi? Jadi, kita coba untuk pengelola travel agent dan segala macam untuk take care lah dimana masalah pengemudi ini bisa istirahat," ucapnya.

Sebelumnya, kecelakaan bus terjadi di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat (Jabar) dan menewaskan 29 penumpang. Sopir bus berinisial YA ditetapkan sebagai tersangka kasus kecelakaan maut tersebut.