Bagikan:

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan telah Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp65,03 triliun hingga 16 Maret 2021. Dari jumlah tersebut, Rp22,9 triliun diantaranya ditempuh melalui mekanisme lelang utama, dan Rp42,13 triliun lewat cara Greenshoe Option (GSO).

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan upaya tersebut ditempuh sebagai bentuk sinergi dengan pemerintah guna membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Kebijakan makro yang bersifat akomodatif ini merupakan tindak lanjut untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional,” ujarnya secara virtual usai menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG), Kamis, 18 Maret.

Sebagai informasi, nilai pembelian SBN tersebut meningkat dari pengumuman BI sebelumnya yang sebesar Rp40,77 triliun hingga 16 Februari 2021. Nilai ini dilakukan dengan dua skema, yakni melalui mekanisme lelang utama sebesar Rp18,16 triliun dan melalui mekanisme Greenshoe Option (GSO) sebesar Rp22,61

Dalam kesempatan tersebut, Perry juga mengungkapkan bahwa otoritas moneter memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50 persen.

Selain itu otoritas moneter juga tidak merubah suku bunga Deposit Facility yang sebesar 2,75 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25 persen.

“Keputusan ini diambil guna meredam ketidakstabilan di pasar internasional dan juga untuk mempertahankan nilai tukar rupiah,” tutupnya.