Bagikan:

JAKARTA - Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi mengundang United States Agency for International Development (USAID) untuk melakukan penelitian terkait potensi energi baru terbarukan di Indonesia khususnya wilayah Indonesia Timur.

"Kementerian ESDM minta USAID bisa mendeliver studi di Indonesia Timur terkait potensi arut laut, wind sehingga bisa akselerasi," ujar Eniya dalam Green Economy Expo, Kamis 4 Juli.

Eniya menjelaskan, sat ini Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan dan PT PLN (Persero) gencar membahas mengenai pembangunan supergrid yang direncanakan akan membentang sepanjang Sumatera hingga Pulau Jawa yang terhubung melalui kabel bawah laut. Eniya menjelaskan, dalam peta jalan, disebutkan supergrid ini juga akan menghubungkan listrik dari SUmatera ke Batam hingga Kalimantan dan Pulau Sulawesi.

"Apa yang terjadi? Di Indonesia Timur tidak ada grid. Upaya kita, di situ penggunaan diesel paling banyak sekali," sambung Eniya.

Apalagi, kata Eniya, saat ini banyak industri pemurnian atau smelter mulai berkembang di Indonesia.

Dikatakan Eniya dirinya juga mendapat permintaan terkait akselerasi mining industry di Sulawesi Tenggara yang memerlukan listrik dalam jumlah yang besar.

"Industri ini minta 'ini geotermal engga ada, hidro tidak terdeliver, satu-satunya mungkin nuklir'. Kaget saya bahwa industri mining sudah dikejar untuk green electricity. Saya invite investasi di transmisi bsa terakselerasi," pungkas Eniya.