JAKARTA - Penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek diperkirakan akan mencapai 410 juta orang pada 2027 mendatang.
Karena itu, dibutuhkan tambahan sebanyak 37 trainset atau rangkaian kereta untuk mengakomodir peningkatan penumpang tersebut.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengungkapkan, kebutuhan pengguna terhadap sarana KRL Jabodetabek sangat besar, bahkan mengalamai kenaikan 24 persen setiap tahunnya.
Karena itu, Didiek mengatakan pengadaan sarana KRL saat ini sangat urgen dibutuhkan untuk mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang dan pertambahannya sarana KRL yang memasuki masa konservasi atau pensiun.
“Untuk itulah maka diperlukan suatu pengadaan untuk replacement, sehingga sampai dengan tahun 2027 diperlukan sekitar 37 trainset yang mayoritas sudah berusia di atas 30 tahun,” tuturnya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 1 Juli.
Lebih lanjut, Didiek mengatakan. replacement kereta-kereta yang akan dilakukan konservasi sebanyak 1.088 unit yang telah berusia 30 tahun atau lebih sehingga diperlukan pengganti.
“Kereta-kereta yang beroperasi saat ini pada saat kita impor itu sudah bukan merupakan kereta baru dan diperlukan juga adanya jumlah trainset tertentu jumlah maintenance atau perawatan dan cadangan,” jelasnya.
BACA JUGA:
Di sisi lain, Didiek menjelaskan kepadatan penumpang baik di dalam KRL maupun di stasiun yang menyebabkan penurunan tingkat kenyamanan.
Termasuk juga adanya peningkatan risiko terhadap keamanan para penumpang.
Karena itu, Didiek mengatakan persetujuan tambahan PMN pada 2024 ke PT KAI sebesar Rp2 triliun untuk kebutuhan pengadaan sarana KRL menjadi sesuatu sangat mendesak.
“Manfaat PMN ini bermanfaat bukan hanya bagi masyarakat, bagi perusahaan, dan bagi pemerintah. Bagi masyarakat, maka terdapat atas lantai modal transportasi yang efisien, modern, aman, nyaman, pandan, dan dengan harga yang terjangkau,” tuturnya.