JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI minta suntikan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp2 trilliun untuk periode 2024. Dana tersebut akan digunakan untuk pengadaan sarana rangkaian kereta (trainset) KRL Jabodetabek.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo menuturkan kereta rel listrik atau KRL yang saat ini beroperasi sudah berusia di atas 30 tahun. Karena itu, dia bilang, perlu peremajaan sarana yang dioperasikan oleh entitas anak KAI, PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter.
“Peremajaan sarana KRL dibutuhkan agar KAI Commuter dapat menjalankan penugasan pelayanan publik angkutan orang dengan kereta api jelas ekonomi atau PSO yang diamanatkan oleh pemerintah melalui Kementerian Perhubungan,” kata Didiek dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 1 Juli.
Didiek menjelaskan berdasarkan perhitungan pihaknya, KAI harus melakukan replacement sarana sebanyak 37 trainset hingga 2027 mendatang untuk memastikan keselamatan dan kehandalan armada KRL.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Didiek menjelaskan bahwa penambahan sarana juga diperlukan karena diprediksi jumlah penumpang KRL Jabodetabek dapat mencapai 410 juta orang pada 2027 mendatang.
Jika tidak terdapat pengadaan sarana KRL baru, sambung Didiek, tingkat okupansi KRL Jabodetabek dapat menembus 242 persen saat jam sibuk atau peak hour.
“Untuk itu, persetujuan tambahan PMN pada 2024 ke PT KAI sebesar Rp2 triliun untuk kebutuhan pengadaan sarana KRL yang sangat mendesak,” jelas Didiek.