JAKARTA - PT UBC Medical Indonesia Tbk berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menggelar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Perseroan melepas sebanyak-banyaknya 700 juta lembar, atau setara dengan 17,72 persen dari modal disetor dan ditempatkan perseroan dengan harga berkisar Rp100-Rp105 per lembar. Artinya, perseroan akan meraup dana segar senilai Rp70 miliar hingga Rp73,5 miliar dari aksi ini.
Perseroan berfokus pada penyediaan alat Kesehatan diagnostic in-vitro (instrumen) dan consumables/reagen, yang merupakan solusi untuk mendeteksi penyakit menular dan kelainan bawaan. Perseroan saat ini ditunjuk sebagai distributor dari principal principal yang merupakan produsen bioteknologi dari Negara-negara Maju yang antara lain Amerika Serikat, Jepang, dan Cina dalam memberikan teknologi terbaik untuk laboratorium di seluruh Indonesia.
Direktur Utama UBC Medical Indonesia, FX Yoshua Raintjung menjelaskan langkah perusahaan masuk Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui IPO ialah bagian dari strategi meningkatkan kapasitas pendanaan perusahaan dan tata kelola untuk lebih baik lagi.
"Kinerja perusahaan sampai Desember 2023 masih mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang positif, dimana selama 3 tahun terakhir Perseroan telah meningkatkan reputasinya di pasar alat kesehatan sebagai salah satu pemasok unggulan untuk produk skrining bayi baru lahir dan infeksi tuberkulosis laten (ILTB),” ujar Yoshua, dalam acara due diligence meeting IPO, Jakarta, Jumat 21 Juni.
Ia optimistis dengan prospek Industri Kesehatan saat ini, terutama pasca-covid 19, Pemerintah mulai akan memfokuskan anggaran kesehatannya pada program yang sifatnya promotif dan preventif guna mencapai target Indonesia Emas 2045.
"Hal tersebut diyakinin akan meningkatkan penyerapan atas produk alat Kesehatan dan reagen Perseroan," ujarnya.
Seluruh dana bersih hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan operasional dan pengembangan bisnis Perseroan antara lain untuk biaya operasional seperti, pembelian barang dagangan, biaya angkut, biaya kantor, biaya penjualan, biaya sewa dan lainnya, dan pelunasan hutang usaha kepada pemasok.
BACA JUGA:
Perusahaan yang bergerak dalam bidang Distributor Alat Kesehatan menunjuk PT Lotus Andalan Sekuritas selaku Lead underwriter.
Direktur Utama PT Lotus Andalan Sekuritas (Lotus) Wientoro Prasetyo selaku penjamin pelaksana emisi efek memaparkan perseroan mendapatkan izin preefektif dari Otoritas Jasa Keuangan pada 14 Juni 2024.
Adapun jadwal IPO sebagai berikut, masa penawaran awal: 19-26 Juni 2024, kemudian perkiraan tanggal efektif: 28 Juni 2024, perkiraan masa penawaran umum 2-4 Juli 2024, perkiraan tanggal penjatahan: 4 Juli 2024, perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik: 5 Juli 2024, dan perkiraan tanggal pencatatan di Bursa Efek 8 Juli 2024.