Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup naik 0,29 persen di level Rp16.365 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Rabu, 19 Juni.

Senada, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup menguat 0,03 persen ke level harga Rp16.368 per dolar AS

Analis komoditas sekaligus Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan secara historis, Rupiah mencapai titik tertinggi sepanjang masa di level Rp16.800 pada bulan Juni 1998.

"Meskipun demikian, rupiah tetap masih rentan mengalami pelemahan, mengingat Indeks dolar masih stabil di sekitar 105,3 pada hari Rabu setelah merosot selama dua sesi berturut-turut, dengan volume perdagangan diperkirakan akan tetap tipis karena sebagian besar investor di AS sedang berlibur," jelasnya kepada VOI, Rabu,19 Juni.

Sutopo menyampaikan pada hari Selasa, greenback berada di bawah tekanan karena data penjualan ritel AS yang lebih lemah dari perkiraan memperkuat spekulasi bahwa Federal Reserve harus segera menurunkan suku bunganya.

Selain itu, menurut Sutopo penjualan ritel meningkat lebih kecil dari perkiraan pada bulan Mei, sementara angka bulan sebelumnya direvisi lebih rendah secara signifikan, yang mengindikasikan melambatnya aktivitas ekonomi pada kuartal kedua.

"Pasar sekarang melihat sekitar dua pertiga kemungkinan bahwa The Fed akan mulai melonggarkan kebijakannya pada bulan September, dengan sekitar dua kali penurunan suku bunga terlihat pada tahun ini," ujarnya.

Sementara itu, Bank Indonesia diperkirakan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada 6,25 persen pada pertemuan Mei 2024, sejalan dengan ekspektasi pasar.

Sutopo menyampaikan angka ini tetap berada pada rekor tertinggi sejak acuan ini diperkenalkan pada tahun 2016, yang bertujuan untuk memastikan inflasi umum tetap berada dalam target 2,5 persen plus minus 1 persen pada tahun 2024 dan 2025, sekaligus menjaga aliran masuk modal asing dan stabilitas nilai tukar Rupiah.

Di dalam negeri, Sutopo menyampaikan perekonomian Indonesia menunjukkan ketahanan, mencapai pertumbuhan sebesar 5,11 persen pada kuartal I-2024, terutama didorong oleh kuatnya permintaan domestik meskipun tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

"Tingkat inflasi turun menjadi 3 persen pada bulan April 2024 dari level tertinggi dalam tujuh bulan sebesar 3,05 persen pada bulan sebelumnya," ucapnya

Sementara itu, Sutopo menyampaikan Rupiah melemah ke posisi terendah dalam 4 tahun terhadap Dolar AS pada bulan April, sehingga tetap rentan terhadap perubahan sentimen risiko global terkait kebijakan moneter AS dan konflik global.

Sutopo memperkirakan rupiah akan diperdagangkan pada Kamis, 20 Juni 2024 pada kisaran Rp16.350-Rp16.450 per dolar AS.