JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka menguat pada perdagangan Jumat 19 Juni. Rupiah menguat 15 poin ke level Rp14.063 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, sesuai ekspektasi, Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuannya yang tentunya memberikan sentimen positif untuk rupiah karena pemangkasan bisa membantu meningkatkan aktivitas ekonomi Indonesia.
"Namun faktor penggerak rupiah bukan BI saja. Rupiah masih sangat rentan dengan faktor dari luar," jelas Ariston kepada VOI.
Ariston menjelasakan, saat ini dari luar masih ada tarik menarik antara sentimen positif dan negatif sehingga rupiah belakangan ini bergerak tipis.
"Pembukaan ekonomi kembali di tengah pandemi memberikan sentimen positif ke pasar, termasuk ekonomi new normal di Indonesia," tuturnya.
Namun di sisi lain, pasar masih mewaspadai peningkatan penyebaran virus COVID-19 dan second wave (gelombang kedua) yang bisa menurunkan kembali aktivitas ekonomi. Ketegangan geopolitik regional di Asia antara dua Korea serta China dan India, juga bisa menahan penguatan rupiah thd dollar AS.
"Hari ini mungkin rupiah mengalami penguatan tipis lagi seperti kemarin, dengan potensi kisaran Rp14.000-14.100 per dolar AS," ujar Ariston.