JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka menguat pada perdagangan Rabu 1 Juli. Rupiah dibuka menguat 0,14 persen atau 20 poin ke level Rp14.245 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, meski dibuka menguat, rupiah masih rentan melemah hari ini karena banyaknya sentimen negatif.
"Kekhawatiran melambatnya pemulihan ekonomi karena masih meningginya kasus COVID-19 masih akan menekan pergerakan aset berisiko," ujar Ariston kepada VOI.
Selain itu, kata dia, pengesahan UU Keamanan Hong Kong berpotensi meningkatkan ketegangan antara AS dan China yang juga akan memberikan sentimen negatif ke aset berisiko. Rupiah bisa tertekan dengan sentimen negatif tersebut.
"Hari ini akan dirilis data inflasi Indonesia untuk bulan Juni, bila menunjukan angka yang lebih rendah di bawah 2 persen (year on year/yoy) yang mengindikasikan aktivitas ekonomi Indonesia melambat, bisa memberikan sentimen negatif ke rupiah.
"Rupiah bisa kembali melemah, dengan potensi di kisaran Rp14.150-14.330," ujar Ariston.
Pantauan VOI, pada pukul 09:20, benar saja rupiah bergerak melemah. Rupiah di jam tersebut melemah 0,19 persen atau 28 poin ke level Rp14.293 per dolar AS.
Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia menguat di hadapan dolar AS, dipimpin oleh dolar Taiwan dan won Korea Selatan yang sama-sama menguat 0,27 persen.
Disusul ringgit Malaysia dan yen Jepang yang menguat masing-masing 0,16 persen dan 0,14 persen. Kemudian rupee India menguat 0,10 persen.
Adapun peso Filipina menguat 0,06 persen, dan yuan China menguat 0,03 persen.
Sementara baht Thailand menjadi satu-satunya mata uang yang melemah dengan terdepresiasi 0,10 persen.