JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor Indonesia pada Mei 2024 secara bulanan atau tahunan mengalami peningkatan.
Adapun, nilai ekspor Indonesia pada Mei 2024 sebesar 22,33 miliar dolar AS atau naik 13,82 persen dibandingkan dengan nilai ekspor di April 2024 yang sebesar 19,62 miliar dolar AS.
Sementara jika dibandingkan pada Mei 2023 yang mencapai 21,71 miliar dolar AS nilai ekspor pada Mei 2024 naik sebesar 2,86 persen. Kinerja ekspor ini utamanya ditopang ekspor nonminyak dan gas (migas) yang mencapai 20,91 miliar dolar AS.
Namun, di tengah kenaikan ekspor tersebut, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah mengatakan bahwa terjadi penurunan pada komoditas unggulan pada Mei 2024, yaitu batu bara dan crude palm oil (CPO) serta turunannya baik bulanan maupun tahunan. Hanya ekspor besi dan baja yang mengalami peningkatan.
“Nilai ekspor ketiga komoditas ini memberikan share sekitar 27,66 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia pada mei 2024,” jelasnya dalam konferensi pers, Rabu, 19 Juni.
Adapun, nilai ekspor batu bara mencapai 2,50 miliar dolar AS pada Mei 2024. Nilai tersebut turun 4,04 persen secara bulanan yang mencapai 2,61 miliar dolar AS, dan turun 16,85 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 3,01 miliar dolar AS.
Sementara, nilai ekspor CPO dan turunannya sebesar 1,08 miliar dolar AS pada Mei 2024, atau turun 22,19 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 1,39 miliar dolar AS, dan turun 27,11 persen jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang sebesar 1,49 miliar dolar AS.
Sedangkan, ekspor besi dan baja sebesar 2,20 miliar dolar AS pada Mei 2024, atau naik 1,22 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya 2,17 miliar dolar AS, dan meningkat 8,30 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 2,03 miliar dolar AS.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Habibullah menyampaikan bahwa nilai ekspor nonmigas di seluruh sektor mengalami peningkatan secara bulanan terutama, pada sektor industri pengolahan yang dilaporkan naik sebesar 16,40 persen dengan andil sebesar 11,71 persen.
“Peningkatan secara bulanan utamanya disebabkan oleh meningkatnya nilai ekspor nikel, peralatan listrik lainnya serta perhiasan dan barang berharga lainnya,” jelasnya.
Sedangkan secara tahunan, nilai ekspor nonmigas turut mengalami peningkatan kecuali pertambangan dan lainnya yang tercatat turun sebesar 5,05 persen.
Habibullah menyampaikan penurunan tersebut utamanya disebabkan oleh penurunan ekspor komoditas batubara.