JAKARTA - Komisi VI DPR bakal memanggil direksi PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI. Pemanggilan ini untuk mendalami kabar PP Muhammadiyah menarik dana simpanannya dari bank syariah terbesar tersebut.
Sekadar informasi, dana simpanan yang rencananya ditarik PP Muhammadiyah jumlahnya cukup besar, bahkan mencapai Rp13 triliun hingga Rp15 triliun.
“Kita mau agendakan untuk rapat dengan BSI. Sudah masuk dalam agenda, mungkin minggu depan,” ujar Wakil Ketua Komisi VI DPR, Martin Manurung kepada VOI saat ditemui di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Kamis, 13 Juni.
Martin mengatakan walaupun BSI merupakan bank syariah terbesar, namun penarikan dana puluhan triliun oleh PP Muhammadiyah tersebut perlu diketahui penyebabnya.
“Walaupun BSI Bank Syariah terbesar, kalau Muhammadiyah menarik dana itu apa penyebabnya mereka (BSI) harus dalami. Itu juga kita belum tahu. Nanti pada saat rapat kita akan dalami sama BSI,” jelasnya.
Sementara itu, anggota Komisi VI DPR Fraksi PDIP Deddy Yevri Sitorus menilai bahwa penarikan dana simpanan puluhan triliun bukan sesuatu yang biasa terjadi. Karena itu, dia bilang penyebabnya harus diketahui.
“Enggak lumrah lah, berarti ada masalah. Enggak lumrah nasabah sebesar itu menarik dana, itu kan mempengaruhi ekuitas dari bank itu sendiri,” tutur Deddy.
“Masalahnya kan pertanyaannya ada apa, makanya kita pingin ketemu BSI. Kalau kabarnya sih ada kesepakatan yang tidak dilakukan oleh BSI,” sambungnya.
Seperti diketahui, Sekadar informasi, kabar penarikan dana tersebut bermula saat surat PP Muhammadiyah beredar di media sosial. Melalui Memo Muhammadiyah bernomor 320/1.0/A/2024 yang dikeluarkan pada 30 Mei yang lalu, Muhammadiyah menginstruksikan untuk mengalihkan dananya dari BSI ke sejumlah bank syariah.
Memo tersebut ditandatangani oleh Ketua Muhmadiyah Agung Danarto dan Sekretaris Muhammadiyah Muhammad Sayuti sebagai tindaklanjut pertemuan bersama pimpinan PP Muhammadiyah dan Amal Usaha Muhammadiyah mengenai konsolidasi keuangan AUM di Yogyakarta pada 26 Mei yang lalu.
BACA JUGA:
Manajemen BSI juga sebelumnya sudah buka suara mengenai kabar tersebut. Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk selalu melayani dan mengembangkan ekonomi umat, di antaranya melalui upaya kolaborasi dengan mitra strategis dan seluruh stakeholder.
Khususnya, sambung Wisnu, dalam upaya mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Kami berupaya menjadi bank yang modern serta inklusif dalam memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat, dengan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip syariah,” ujar Wisnu dalam keterangannya, Rabu, 5 Juni.