JAKARTA - Produk nikel Indonesia diketahui telah masuk ke dalam bursa dunia yakni London Metal Exchange (LME).
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM Agus Tjahajana mengatakan, masuknya produk nikel Indonesia ke dalam LME bisa dilihat di dua sisi yakni perusahaan dan sisi pemerintah.
Dari sisi perusahaan, kata dia, jika telah menembus LME maka perusahaan tersebut memiliki sejumlah keuntungan.
"Kalau (masuk) LME tentu punya keuntungan yang banyak, diakui dunia, punya akses yg lebih baik ke sumber-sumber yang ada di dunia seperti investasi dan sebagainya serta dianggap memiliki material atau barang yang diproduksi dengan standar yang tinggi," ujar Agus dalam Mining Zone yang dikutip Senin 10 Juni.
Dikatakan Agus, proses bagi sebuah perusahaan untuk bisa menembus LME tidaklah mudah karena harus memenuhi sejumlah persyaratan.
"Ini segi positifnya dan saya berharap ada perusahaan lain yang tidak hanya 1 saja dan perusan lain yang akan ikuti," sambung Agus.
Sementara dari sisi pemerintah, Agus bilang, pemerintah memahami jika sebelumnya telah mendapat gugatan dari Uni Eropa atas pelarangan ekspor mineral mentah khususnya nikel ke luar negeri yang ditetapkan berlaku sejak 1 Januari 2020.
Dengan adanya hal ini, kata dia, pemerintah dapat membuktikan bahwa kebijakan industrialisasi atau hilirisasi dalam negeri sudah tepat dilakukan.
"Dari semula hanya ekspor ore sekarang jadi produk yang miliki nilai tambah dan diakui dunia," imbuh dia.
BACA JUGA:
Berdasarkan catatannya, Agus mengatakan, saat ini ada 30 perusahaan dari seluruh dunia yang masuk ke dalam bursa nikel dan merupakan hal yang tidak mudah untuk dilakukan
"Untuk masuk lembaga itu banyak prosedur selain tentu kualitas produk karena akan jadi pasar bagi anggota dan jadi rujukan semua yg punya produk yang sama," pungkas dia.
Asal tahu saja, London Metal Exchange (LME) baru saja menyetujui pencatatan merek nikel olahan pertama dari Indonesia, dengan kode "DX-zwdx" pada akhir Mei yang lalu.