JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jisman Hutajulu mengajukan anggaran untuk subsidi listrik sebesar Rp83,02 triliun hinga Rp88,36 triliun untuk RAPBN 2025.
"Untuk kebutuhan subsidi listrik pada era APBN tahun anggaran 2025 sebesar Rp83,02 hingga Rp88,36 triliun,” ujar Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jisman Hutajulu dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR, Senin 3 Juni.
Dikatakan Jisman gka tersebut merupakan hasil perhitungan dengan asumsi kurs rupiah sebesar Rp15.300–Rp16.000 per dolar AS, asumsi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) sebesar 75–85 dolar AS per barel, serta inflasi sebesar 1,5–3,5 persen.
BACA JUGA:
Lebih jauh Jisman merinci, masyarakat yang menjadi target subsidi sebanyak 41.08 juta dengan penerima terbesar berasal dari kalangan rumah tangga pengguna daya 450 VA sebesar 45,46 hingga 45,99 persen dengan perkiraan anggaran Rp38,18 triliun hinggaRp40,16 triliun.
Kemudian pelanggan rumah tangga dengan daya 900 VA dengan anggaran subsidi sebesar Rp15,75 triliun hingga Rp16,68 triliun. Lalu bisnis kecil sebesar Rp9,39 triliun hingga Rp10,18 triliun, disusul industri kecil Rp5,93 triliun hingga Rp6,51 triliun, kalangan pemerintah Rp0,36 triliun hingga Rp0,39 triliun, pelanggan sosial Rp12,16 triliun hingga Rp13,08 triliun dan lainnya sebesar Rp1,24 triliun hingga Rp1,34 triliun.
"Mendorong transisi energi yang lebih efisien dan adil dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, fiskal, dan lingkungan,” pungkas Jisman.