Bagikan:

JAKARTA - Menyambut Hari Jamu Nasional yang diperingati pada tanggal 27 Mei, PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) menggelar acara “Ayo Minum Jamu” dengan mengundang 100 pedagang jamu ke Pabrik Sido Muncul di kawasan Ungaran Semarang, pada Kamis, 30 Mei.

Para pedagang jamu yang berasal dari berbagai daerah seperti Jakarta, Semarang, Solo, dan Jogja akan diajak berkeliling pabrik Sido Muncul untuk melihat proses produksi produk-produk Sido Muncul yang telah menggunakan teknologi modern.

Setelah berkeliling melihat proses produksi, dilanjutkan dengan minum jamu bersama di kawasan Agrowisata Sido Muncul bersama Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Madya Balai Besar POM Semarang Dra Woro Puji Hastuti, M.Kes., Direktur Eksekutif GP Jamu Jawa Tengah Stefanus Handoyo, dan Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat. Selain itu, para pedagang jamu ini juga akan diberikan penyuluhan dan edukasi mengenai cara memproduksi jamu yang baik dan higienis dari Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Madya Balai Besar POM Semarang.

"Adanya peringatan Hari Jamu Nasional menandakan bahwa budaya minum jamu telah menjadi gaya hidup sehat karena masyarakat tahu akan khasiat dan manfaatnya bagi kesehatan. Selain itu juga sebagai penanda bahwa jamu bisa mendunia dan merupakan warisan budaya asli Indonesia," ujar Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat.

Irwan berharap melalui produknya dapat mengajak generasi muda untuk ikut melestarikan tradisi minum jamu dan mengangkat kembali eksistensi jamu di Indonesia yang mulai pudar.

"Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan jamu yang dikemas dalam bentuk modern agar lebih praktis untuk dikonsumsi, sehingga dapat menarik minat generasi muda untuk ikut melestarikan tradisi minum jamu, serta menjadi alternatif bagi masyarakat yang kurang menyukai aroma jamu yang terkesan pahit," tambah Irwan.

Sido Muncul sendiri telah memiliki varian produk yang dikemas secara modern dalam bentuk Soft Capsule yang sebelumnya diproduksi dalam bentuk serbuk dan cair, seperti produk Tolak Angin yang awalnya dalam bentuk serbuk, kemudian dikemas dalam bentuk sachet (cair) kemudian dikembangkan kembali dalam bentuk Soft Capsule. Ada juga varian jamu siap minum (Ready to Drink) yang dikemas dalam botol seperti Jamu Lifestyle.

Jamu telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia selama berabad-abad. Tradisi minum jamu di Nusantara diyakini telah ada sejak abad ke-8, dibuktikan dengan relief di Candi Borobudur dan beberapa manuskrip kuno seperti Kakawin Ramayana dan Serat Chentini.

Berkat manfaatnya yang baik untuk kesehatan, makna yang tersimpan, dan upaya bangsa Indonesia dalam melestarikan jamu, UNESCO resmi memasukkan Budaya Sehat Jamu (Jamu Wellness Culture) sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) pada akhir tahun 2023. Jamu menjadi WBTb Indonesia ke-13 yang berhasil dienkripsi ke dalam daftar WBTb UNESCO.