Bagikan:

JAKARTA – PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) melalui PT Mostrans Global Digilog (Mostrans) memperkuat ilmu teknologi rantai pasok bersama Supply Chain Indonesia (SCI).

Hal ini diadakan dalam bentuk seminar dengan tema Technology in Supply Chain: Discovering Golden Opportunities in Global Economic Uncertainty. Agenda ini menyoroti pentingnya teknologi informasi dalam membangun ekosistem rantai pasok yang terintegrasi, mendorong inovasi dan menciptakan daya saing bisnis di era Industri 4.0.

“Kami dari Mostrans meyakini bahwa untuk mendapatkan hasil yang maksimal, teknologi yang dimunculkan oleh perusahaan-perusahaan harus bisa menjawab pain point yang dialami oleh rantai pasok saat ini. Teknologi bukan hanya alat, tapi solusi yang mampu mengatasi tantangan-tantangan nyata di industri logistik,” ujar CEO Mostrans, Dr. Berty Argiyantari mengutip keterangan tertulis, Selasa, 28 Mei.

Berty menekankan, transformasi digital merupakan langkah penting dalam rantai pasok. Ada beberapa langkah dalam transformasi digital yang perlu diambil untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas rantai pasok.

Pertama, proses bisnis diaktifkan oleh Software as a Service (SaaS). Kedua, pengumpulan data berbasis IoT (Internet of Things).

Ketiga, otomatisasi proses dengan robotik (Robotic Process Automation). Terakhir, adopsi Artificial Intelligence yang dapat membantu rantai pasok dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dan cepat.

“Gangguan terjadi karena ketidakpastian dalam rantai pasok yang berasal dari sisi pasokan, permintaan, operasional, maupun lingkungan, termasuk berbagai konflik geopolitik yang terjadi saat ini. Penerapan Artificial Intelligence (AI) secara khusus dalam transportasi berpotensi, misalnya, dalam meningkatkan optimalisasi rute dan ketepatan waktu pengiriman. Dalam pergudangan, penerapan AI berpotensi antara lain meningkatkan efisiensi pergudangan dan meningkatkan akurasi persediaan,” jelas CEO Supply Chain Indonesia, Setijadi.

Sementara itu, Direktur Google Cloud Indonesia Fanly Tanto mengatakan, rantai pasok berkembang menjadi lebih kompleks, otomatis, dan berbasis data. Oleh karena itu, organisasi logistik ditantang untuk meningkatkan ketahanan dan efisiensi sekaligus mentransformasikan operasi digital.

"Beberapa kunci yang penting dan efektif dalam melakukan perubahan adalah rantai pasok berbasis data untuk meningkatkan visibilitas, fleksibilitas, dan inovasi. Beberapa aspek terkait adalah demand shaping, target an ‘untapped market’, perfect fulfillment, dan inventory positioning,” tambah Fanly.

Sejumlah ahli, praktisi, dan top management dari berbagai sektor hadir mentransfer pengetahuan sesuai tema yang dibahas. Di antaranya, Direktur Ekonomi Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Boni Pudjianto, S.T., M.T., Ph.D. hadir selaku Keynote Speaker, Asisten Deputi Pengembangan Logistik Nasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Dr. Atong Soekirman, S.E., M.M. Pembicara lainnya adalah perwakilan dari Google Cloud Indonesia, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, Kadin Indonesia, PT Ragam Adi Catur Esajaya, PT Mustika Ratu Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, Schneider Electric, PT Intitrans Perkasa Abadi, PT Samudera Indonesia Tbk, PT Pelindo Solusi Logistik, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Pihak lain yang menghadiri seminar ini ialah top management perusahaan 3PL, pelabuhan, pelayaran, manufaktur, distributor barang konsumsi, akademisi, peneliti, dan pemerhati ekonomi dan logistik. Partisipasi yang tinggi menunjukkan minat yang besar terhadap peran teknologi dalam rantai pasok untuk memanfaatkan peluang emas di tengah ketidakpastian ekonomi global.