JAKARTA - Menyusul insiden kebakaran di Crude Distillation Unit IV (CDU), Kilang Pertamina Balikpapan, Kalimantan Timur pada Sabtu 25 Mei yang lalu, Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS Mulyanto menuntut Pertamina untuk merawat kilang-kilangnya dengan baik, sebagai bagian dari manajemen risiko kilang.
“Jangan sampai kilang-kilang minyak yang kompleks dan sudah semakin menua tersebut dirawat dengan cara seadanya. Hal ini penting agar kasus kecelakaan seperti ini tidak terulang lagi di masa-masa yang akan datang,” ujar Mulyanto, Selasa 28 Mei.
Mulyanto juga minta Pemerintah meneliti secara cermat penyebab utama terjadinya kebakaran kilang tersebut. Dalam rangka mitigasi risiko sehingga kecelakaan kilang dapat dikendalikan.
Dari pengalaman kasus sebelumnya, lanjut ia, penelitian kebakaran kilang tersebut dilakukan secara terpisah dan komprehensif baik oleh pihak kepolisian; konsultan internasional; konsultan BPPT; maupun tim teknis internal Pertamina sendiri.
Menurut Mulyanto, sebenarnya terkait manajemen risiko Pertamina, terhitung mulai tanggal 31 Januari 2024 sudah diangkat Anggota Direksi khusus untuk masalah ini yakni Direktur Manajemen Risiko. Namun naasnya kasus kebakaran kilang minyak tetap saja berulang.
“Jadi soalnya, bukan pada keberadaan data penelitian penyebab kebakaran kilang atau adanya direktorat khusus manajemen risiko. Namun, yang utama adalah dijalankan atau tidaknya program komprehensif mitigasi risiko melalui audit, pengawasan, pengendalian, pemeliharaan dan perawatan kilang beserta infrastrukturnya dalam rangka meningkatkan keandalan kilang,” beber dia.
SEE ALSO:
Mulyanto khawatir aspek ini tidak dijalankan dengan baik oleh Pertamina, karena program tersebut menuntut anggaran yang tidak sedikit dengan kondisi kilang yang kompleks dan semakin tua.
Belum lagi tidak sedikit kilang atau depo Pertamina yang jaraknya berdekatan dengan pemukiman penduduk seperti di Plumpang, Tanjung Priok, Jakarta atau di Makassar, Sulawesi Selatan.
“Ini potensi risikonya besar,” pungkas Mulyanto.