JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rentan tertekan pada pada perdagangan awal pekan, Senin 27 Mei, setelah menguat 0,51 persen ke level 7.222,38 pada penutupan perdagangan sebelum libur panjang, Rabu 22 Mei lalu.
Phintraco Sekuritas dalam risetnya mengatakan, dalam risalah terbaru, bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed kembali menegaskan target inflasi di level 2 persen secara tahunan atau year-on-year (YoY).
Menyikapi risalah tersebut, CME FedWatch Tools mencatatkan kenaikan terhadap peluang dipertahankannya suku bunga acuan 5,25-5,5 persen pada September 2024 menjadi 49,3 persen. Adapun peluang pemangkasan 25 bps tersisa 45,7 persen untuk periode yang sama.
Kendati demikian, Nasdaq berhasil reli karena ditopang kinerja saham Nvidia selama sepekan terakhir. Sebaliknya, Dow Jones Industrial Average (DJIA) justru mencatatkan pelemahan mingguan pertama dalam lima pekan terakhir.
Merespons sentimen yang ada, nilai tukar rupiah kemungkinan besar akan melemah secara signifikan pada awal perdagangan pekan ini.
"Kondisi tersebut diperkirakan bersamaan dengan proyeksi capital outflow pada periode yang sama. Dengan demikian, IHSG rawan pullback di awal pekan. Support terdekat saat ini berada di kisaran 7.150," jelas riset Phintraco Sekuritas.
Pasar akan diwarnai dengan data-dara ekonomi eksternal, termasuk pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal I 2024 yang diperkirakan melambat ke 1,5 persen secara kuartalan (quarter-on-quarter/QoQ) dari posisi 3,4 persen QoQ pada kuartal IV/2023.
Selain dari Negeri Paman Sam, Jerman juga dijadwalkan merilis data inflasi yang diperkirakan meningkat menuju level 2,4 persen YoY pada Mei 2024 dari posisi 2,2 persen per April 2024.
Baca juga:
"Kondisi ini dapat merubah pandangan pasar terhadap timeframe pemangkasan suku bunga acuan ECB (European Central Bank). Pasar Inggris dan AS libur di Senin," jelas Phintraco Sekuritas.
Adapun top picks pada pekan ini menurut Phintraco Sekuritas, diperkirakan beralih ke saham-saham defensif seperti ICBP, INDF, UNVR, JSMR, dan PGAS.