Bagikan:

KARAWANG - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menyampaikan total serapan jagung petani oleh Bulog hingga saat telah mencapai 18.000 ton.

Adapun saat ini, Bayu menyampaikan total serapan jagung terbesar dilakukan Bulog berasal dari dua fasilitas pengering untuk jagung yaitu di Gorontalo dan Dompu.

"Saat ini kami sudah menyerap kira kira 18 ribu ton jagung terutama di 2 tempat, di Dompu Nusa Tenggara barat dan di Kepulauan Mongondow Gorontalo dari dua tempat itu," jelasnya.

Sementara dari daerah lainnya, Menurut Bayu hanya berkontribusi beberapa ratus ton dari total 18.000 ton.

"Dari daerah lain seperti Jawa Timur dan daerah lain ada tapi tidak dengan jumlah yang terlalu banyak hanya berapa ratus ton saja," tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi meminta Perum Bulog termasuk semua pihak baik pelaku usaha maupun pemangku kepentingan di bidang pangan jagung agar mengoptimalkan penyerapan produksi dalam negeri sehingga harganya tak anjlok.

“Pada pokoknya itu, bagaimana hasil panen jagung petani dapat terserap secara baik. Pemerintah melalui Perum Bulog telah melaksanakannya dan stakeholder lainnya seperti private sector pelaku usaha pakan dan peternak unggas, juga telah kami kumpulkan dan menghasilkan suatu komitmen bersama dalam penyerapan jagung,” kata Arief dikutip (Antara) dalam keterangannya, Sabtu, 18 Mei.

Arief mengaku bahwa secara intensif Bapanas terus melakukan koordinasi langkah-langkah penyerapan jagung bersama pemangku kepentingan terkait. Pihaknya juga telah melakukan kunjungan lapangan secara langsung ke sentra jagung di Bima dan Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dalam kunjungan yang juga dihadiri oleh Perum Bulog, pelaku usaha jagung, dan asosiasi/koperasi peternak tersebut menyepakati komitmen penyerapan bersama dengan harga sesuai ketentuan kebijakan fleksibilitas harga acuan pembelian (HAP) di tingkat produsen dan harga acuan penjualan (HAP) di tingkat konsumen.

“Panen raya jagung di Bima dan Dompu ini diperkirakan masih berlangsung sampai Juli mendatang. Untuk mengantisipasi over supply dan harga jatuh, kami bersama stakeholder berkomitmen mempercepat proses distribusi jagung, utamanya ke sentra-sentra peternakan di Jawa,” ujarnya.

Sebagai informasi, Kementerian Pertanian (Kementan) memperkirakan total produksi jagung sejak Januari - Juni 2024 mencapai 6,56 juta ton. Angka tersebut lebih rendah 0,77 juta ton dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.