Bagikan:

JAKARTA - Viral sebuah video di media sosial Instagram menunjukkan petani jagung menangis histeris karena harga jagung anjlok.

Dalam video yang diunggah akun Instagram @dae*** tampak seorang petani paruh baya yang sedang menangis histeris di atas hamparan jagung.

"Murah sekali harganya jagung," teriak perempuan itu.

Merespons hal tersebut, Direktur Bisnis Bulog Febby Novita mengatakan, pihaknya telah meninjau lokasi perempuan dalam video. Berdasarkan informasi yang didapatnya, di lokasi tersebut tidak ditemukan harga jagung di bawah harga acuan pembelian (HAP) yang sudah ditetapkan pemerintah, yakni Rp5.000 per kg.

Bahkan, rumah perempuan dalam video itu tak ditemukan panen jagung yang melimpah. Pihak Bulog hanya menemukan 20 kilogram (kg) jagung.

"Bulog sudah nyamperin ke sana, tetapi ternyata tidak ditemukan jagung dengan harga segitu. Bahkan, Bulog di sana bilang bukan ada hamparan, tapi cuman 20 kg," ujar Febby saat ditemui di Gedung Smesco, Jakarta, Jumat, 17 Mei.

Pada kesempatan sama, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyebut, apabila ada kejadian yang serupa, lebih baik melaporkan kepada Bulog atau Badan Pangan setempat agar bisa diserap.

"Sebaiknya kalau ada seperti itu langsung kasih tahu lokasinya agar dicek, bukan dibuat viral. Tapi, langsung kasih tahu lokasi di mana supaya bisa kami serap," katanya.

Arief menyebut, lantaran jumlah titik panen banyak, pihaknya tidak bisa langsung memonitor atau mengawasi semua. Oleh karena itu, pihaknya juga perlu bantuan dari masyarakat.

Di lain sisi, Bapanas telah mengantisipasi harga jagung yang anjlok dengan menaikkan harga HAP dari Rp4.200/kg menjadi Rp5.000/kg. Hal ini dilakukan sebagai langkah untuk menghargai usaha petani jagung.

"Untuk antisipasi sudah menaikkan harga dari sebelumnya Rp4.200, tahun ini Rp5.000. Harus memperhatikan subsistem agroinput (faktor produksi). Sehingga, produk tanaman pangan, seperti jagung harus kami hargai petani," tuturnya.