Arifin Panigoro, Konglomerat Pemilik Medco Group Ini Bilang Indonesia Masih 'Mimpi' Kembangkan EBT
Konglomerat Arifin Panigoro. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Taipan Arifin Panigoro menilai pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia masih sebatas mimpi. Menurut konglomerat pemilik Medco Group ini, Indonesia bahkan masih tertinggal jauh jika dibandingkan dengan negara tetangga di kawasan Asean sekalipun.

Orang terkaya nomor 47 di Indonesia versi Forbes ini menjelaskan, sejatinya pemerintah harus melihat lebih realistis akan target yang terlalu optimis yakni mengincar bauran energi baru dan terbarukan sebesar 23 persen pada 2025.

"Karena apabila mengacu pada kontrak-kontrak proyek energi baru dan terbarukan (EBT) di dalam negeri besarannya masih terpaut sangat jauh." kata Arifin dalam sebuah diskusi Imagining Indonesia Energy Future, Selasa 9 Maret kemarin.

Sebagai contoh, menurut Arifin, proyek energi tenaga surya di Bali dengan kapasitas 50 megawatt (MW) merupakah salah satu proyek terbesar yang di dalam negeri. Namun itu masih terajat jauh jika dibandingkan di Vietnam, di mana kapasitas terbesar energi surya mereka telah mencapai 4.000 MW.

"Kita masih taraf mimpi. Ketinggalannya sudah jauh," tuturnya.

Selain itu, kata Arifin meski Indonesia negara tropis yang memiliki cahaya matahari lebih panjang dibandingkan negara lain, tapi secara kualitas tidak terlalu baik. Untuk itu, menurutnya, Indonesia perlu lebih dulu melakukan riset sehingga bisa menjadi acuan untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki di dalam negeri.

Sebagai informasi, Indonesia tengah mengejar target bauran EBT 23 persen pada 2025 dan ditargetkan lebih tinggi menjadi 31 persen pada 2050. Pada 2020, capaian bauran EBT di Tanah Air baru mencapai 11,5 persen.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menargetkan kapasitas terpasang pembangkit berbasis EBT dapat mencapai 11.373 MW pada tahun ini. Angka tersebut meningkat sekitar 906 MW dari realisasi kapasitas terpasang pada 2020 yang mencapai 10.467 MW.