JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan Indonesia melakukan ekspor logam mulia perhiasan dan permata sebanyak 2.367 ton selama Januari-April 2024 atau 3,2 miliar dolar AS.
"Seiring dengan peningkatan harga emas di pasar internasional pada awal 2024 dan juga penguatan nilai mata uang dolar AS, volume ekspor logam mulai perhiasa dan permata Indonesia mengalami tren meningkat," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Rabu, 15 Mei.
Pudji menjelaskan volume ekspor logam mulia perhiasan dan permata pada Januari sebesar 208 ton, Februari sebesar 330 ton, Maret sebesar 1.082 ton dan April sebesar 747 ton. Sementara pada April 2023 hanya 186 ton.
Secara nilai, ekspor logam mulia dan perhiasan atau permata turun menjadi 894 juta dolar AS dibandingkan Maret 2024 sebesar 1.373 juta dolar AS. Sementara pada April 2023 nilai ekspor hanya sebesar 523 juta dolar AS.
BACA JUGA:
Adapun, Pudji menyampaikan sepanjang Januari hingga April 2024 Indonesia paling banyak melakukan ekspor ke Swiss sebesar 700 juta dolar AS atau 21,37 persen dari total ekspor logam mulia indonesia.
Selanjutnya, ekspor logam mulia perhiasan dan permata Indonesia ke Hong Kong 492 juta dolar AS atau 15,02 persen, ke India sebesar 492 juta atau 15,01 persen.
Selanjutnya ekspor logam mulia perhiasan dan permata Indonesia ke Jepang 458 juta dolar AS atau 13,98 persen, dan ke Negara lainnya sebesar 1,13 juta dolar AS atau 34,62 persen.