Bagikan:

JAKARTA - PT Hillcon Tbk (HILL) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) menyepakati pembagian dividen tunai senilai Rp35 per saham atau setara Rp103,19 miliar.

Adapun, dividen pay out ratio (DPR) Emiten jasa pertambangan dan kontraktor ini setara 29,3 persen dari laba bersih tahun buku 2023.

Direktur Utama Hillcon Hersan Qiu menjelaskan sisa laba bersih tahun 2023 perseroan yang sebesar 70,61 persen atau senilai Rp247,88 miliar dialokasikan sebagai laba ditahan.

Ia menjelaskan, HILL menepati janji terkait pembagian dividen seperti dalam prospektus Initial Public Offering (IPO), yang mana pospektus IPO perseroan menyebutkan akan membagikan dividen kas kepada pemegang saham dalam jumlah sebanyak-banyaknya 30 persen dari laba bersih tahun buku yang bersangkutan, dimulai dari tahun buku 2022.

"Dividen diberikan setelah melakukan pencadangan laba bersih sesuai ketentuan yang berlaku dan dengan memperhatikan keputusan para pemegang saham dalam RUPST," ujar Hersan.

Selain berfokus meraih pencapaian di aspek finansial dan operasional, Hersan menyebut pada tahun ini perseroan juga menempatkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola sebagai perhatian utama.

Pihaknya meyakini bahwa pertumbuhan yang berkelanjutan hanya dapat terwujud apabila perseroan mampu tumbuh bersama dengan lingkungan dan masyarakat sekitar.

"Atas dasar ini, HILL senantiasa berkomitmen untuk menjalankan kegiatan operasional dengan berlandaskan kepada kepedulian terhadap lingkungan serta memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat luas," ujar Hersan.

PT Hillcon Tbk mencatatkan pendapatan usaha yang meningkat 23,89 persen year on year (yoy) menjadi senilai Rp4,05 triliun pada tahun 2023.

Laba bersih perseroan pada tahun 2023 meningkat 15,28 persen (yoy) menjadi senilai Rp438,96 miliar dibandingkan senilai Rp380,78 miliar pada tahun 2022.

Kemudian, total ekuitas perseroan meningkat 87,36 persen (yoy) dari Rp979,92 miliar menjadi sebesar Rp1,84 triliun, seiring dengan suksesnya IPO perseroan pada tahun lalu.

"Kinerja operasional juga tumbuh signifikan dengan adanya penambahan volume dari kontrak baru dan kontrak perpanjangan" ujar Hersan.

Sementara itu, posisi nilai aset perseroan tahun 2023 sebesar Rp4,98 triliun, atau meningkat 43,93 persen (yoy) dibandingkan akhir tahun 2022 yang sebesar Rp3,46 triliun.