JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir berencana untuk memasukkan PT Waskita Karya (Persero) Tbk sebagai anak usaha PT Hutama Karya (Persero) atau HK.
Peleburan tersebut ditargetkan selesai pada September tahun ini.
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga menjelaskan, alasan Erick Thohir menjadikan Waskita sebagai anak HK adalah agar tidak saling rebutan proyek.
“Paling sederhana, maka mereka enggak akan adu-adu tender lagi,” ujarnya saat ditemui di HK Tower, Jakarta Timur, Selasa, 7 Mei.
Lebih lanjut, Arya mengatakan kedua perusahaan tersebut memiliki spesialisasi yang sama di bidang infrastruktur jalan dan jalan tol.
“Nanti spesialisasi. Kan HK sama Waskita ini satu spesialisasi, jalan tol, apalah. Nanti yang lain juga punya spesialisasi sendiri,” ucapnya.
Dengan masuknya Waskita sebagai anak HK, sambung Arya, akan membuat pembangunan infrastruktur lebih efisien dan terukur.
“Jadi antar BUMN itu enggak akan tanding tender-tender lagi, enggak banting-bantingan harga lagi. Selama ini kan setiap proyek antar BUMN aja, swasta enggak ada,” jelasnya.
Adapun peleburan Waksita ke HK mesupakan bagian dari rencana Menteri BUMN Erick Thohir melebur 7 perusahan pelat merah di sektor karya menjadi tersisa hanya tiga.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan rencana peleburan tujuh perusahaan BUMN karya menjadi tiga perusahaan sudah dalam proses.
“Karya hari ini kita sudah konsolidasi dalam tahap proses menggabungkan tujuh karya menjadi tiga perusahaan karya,” kata Erick dalam rapat kerja Komisi VI DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, Selasa, 19 Maret.
Lebih lanjut, Erick mengatakan, penggabungan ini dilakukan demi menyehatkan kinerja BUMN karya.
“Ini yang kita lakukan sebenarnya konsolidasi sekaligus penyehatan,” ujarnya.
BACA JUGA:
Erick bilang, peleburan itu akan diiringi dengan klasifikasi proyek-proyek yang akan digarap ketiga perusahaan karya tersebut.
Nantinya, kata dia, HK dan Waskita hanya akan fokus untuk menggarap proyek jalan tol, non-tol, institutional building, dan hunian komersial.
Kemudian, WIKA dan PT PP nantinya tidak akan lagi menggarap jalan tol. Melainkan fokus pada proyek pelabuhan, bandara, dan juga hunian atau perumahan, serta Engineering Procurement Construction (EPC).
“Lalu juga penggabungan Adhi Karya, Nindya Karya, mereka akan fokus kepada air, rel, dan juga tentu beberapa konteks lagi. Ini yang kita lakukan sebenarnya konsolidasi sekaligus penyehatan,” ucapnya.