Bagikan:

JAKARTA - Staf Khusus III Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga mengungkapkan penggabungan atau merger BUMN Karya akan dilakukan setelah proses transisi pemerintahan pada Oktober 2024 mendatang.

Sebagaimana diketahui, Kementerian BUMN hendak melebur 7 BUMN karya menjadi 3 perusahaan. Adapun tujuh BUMN tersebut yakni PT Adhi Karya Tbk; PT Hutama Karya, PT Waskita Karya Tbk; PT Pembangunan Perumahan Tbk; PT Wijaya Karya Tbk; PT Brantas Abipraya; dan PT Nindya Karya.

“Merger BUMN Karya juga menunggu pemerintahan yang baru,” ujarnya saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis, 22 Agustus.

Arya bilang pihaknya akan mengupayakan konsolidasi PT Hutama Karya dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dalam satu holding dapat dilakukan lebih dulu. Dimana targetnya aksi korporasi ini akan rampung di tahun ini.

Nantinya setelah konsolidasi dilakukan, maka PT Hutama Karya akan berperan sebagai induk dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) sebagai anak perusahaan.

“Tapi tetap dikejar mudah-mudahan tahun ini. Oktober lah mudah-mudahan bisa terlaksana,” jelasnya.

Arya mengakui bahwa merger BUMN Karya bukan sesuatu yang mudah dilakukan. Dia bilang terdapat sejumlah kendala dalam prosesnya, misalnya perhitungan nilai keekonomian aset hingga kondisi keuangan perusahaan.

“Tidak mudah untuk merger. Ada perhitungannya. Karena gini, ketika kita lakukan itu, kan harus diaudit. Seluruhnya diaudit,” katanya.

Sebelumnya diberitakan, Menteri BUMN Erick Thohir berencana untuk memasukkan PT Waskita Karya (Persero) Tbk sebagai anak usaha PT Hutama Karya (Persero) atau HK. Peleburan tersebut ditargetkan selesai pada September tahun ini.

Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga menjelaskan, alasan Erick Thohir menjadikan Waskita sebagai anak HK adalah agar tidak saling rebutan proyek.

“Paling sederhana, maka mereka enggak akan adu-adu tender lagi,” ujarnya saat ditemui di HK Tower, Jakarta Timur, Selasa, 7 Mei.